LENSAINDONESIA.COM: Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur La Nyalla Mahmud Mattalitti membagi kisah inspiratif saat diundang oleh sejumlah pesantren di Bojonegoro, Sabtu (09/09/2017).
La Nyalla berjumpa ratusan santri Ponpes Al-Fatimah, Ponpes Adnan Al-Charish, dan Ponpes Abu Dzarrin. Dalam kesempatan itu, La Nyalla "membakar" semangat ratusan santri agar tak kenal menyerah dalam mengejar cita-cita.
Bakal calon gubernur Jatim ini berharap, makin banyak santri yang menekuni kewirausahaan agar bisa menyejahterakan umat.
"Dunia bisnis itu bukan cuma soal uang, tapi yang jauh lebih penting adalah memberi manfaat ke banyak orang. Itulah rezeki yang berkah. Santri juga harus bisa bisnis dong. Ngajinya pintar, cari rezeki yang berkah juga oke. Nabi Muhammad pun berniaga dengan tujuan menyejahterakan umat," kata La Nyalla.
Dia pun lantas bercerita tentang kisah masa lalunya merintis bisnis. Menurut La Nyalla, selama ini dia dianggap tiba-tiba muncul sebagai pengusaha sukses dan memiliki pengaruh besar di dunia usaha. Padahal, semua itu digapainya dengan perjuangan yang berdarah-darah.
"Saya membangun bisnis nyaris tanpa modal dan koneksi. Almarhum Bapak saya dulu mengurus Universitas Airlangga, tapi tak pernah sekalipun saya minta pekerjaan ke beliau," ujarnya.
Semua pekerjaan dia lakoni sepanjang itu halal. Bahkan, niatnya untuk berbisnis sudah tertanam saat SMP, di mana La Nyalla berjualan permen sambil bersekolah. Saat kuliah di Universitas Brawijaya Malang, La Nyalla berjualan buku.
"Hasilnya untuk tambahan hidup dan bayar pendidikan. Pokoknya muka tembok saja, jangan malu jualan. Malu itu kalau mencuri," kata dia.
Selepas kuliah, La Nyalla memulai perjuangan hidup yang lebih terjal. "Saya sempat menjadi sopir angkot dan tukang cuci piring," ujarnya.
Ketika mulai merintis bisnis, La Nyalla kemana-mana membawa motor Vespa butut tanpa pernah merasa minder bertemu dengan rekan-rekannya yang sudah jauh lebih mapan.
"Saya ketemu calon rekan yang diajak bisnis atau calon klien pakai vespa butut. Masih ada sampai sekarang barangnya. Padahal rekan saya sudah bawa mobil semua. Mungkin karena mereka kasihan dengan saya, akhirnya saya diberi pekerjaan," kata La Nyalla setengah bercanda.
"Saya jawab kepercayaan itu dengan menyelesaikan pekerjaan secara baik, akhirnya bisnis terus berkembang," imbuhnya.
Menurut La Nyalla, ke depan Jatim membutuhkan sosok pengusaha untuk menuntaskan berbagai masalah ketidakadilan ekonomi.
"Pengusaha itu di depan A, di belakang A. Antara janji dan realisasi sama. Yang dipegang janjinya, komitmennya. Dan Insya Allah atas doa semua elemen warga, ayo bareng-bareng membenahi Jatim," pungkas La Nyalla.@LI-13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar