Kamis, 14 September 2017

Kisah Komunitas Sekolah Sungai di Bitung, Wali Kota Ajak Selamatkan Lingkungan

Laporan Wartawan Tribun Manado Arthur Rompis

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Sekolah sungai, apa itu? Pertanyaan itu muncul dibenak, Ari, siswa salah satu SMP di Bitung saat ditunjuk sebagai peserta sekolah sungai. 

Skeptisme muncul, beserta satir, melahirkan pertanyaan, apakah sekolah sungai berarti mandi di sungai atau bersenang senang? Arti sekolah sungai diketahui Ari saat dia mengikuti sosialisasi sekolah sungai oleh Wali Kota Bitung, Max Lomban dan Wakil Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri di Kuala, Selasa (12/9).

Berada di kuala, merasakan sibakan air sungai pada kakinya, ia meresapi makna dari sekolah itu."Kita jadi paham tentang sungai, cinta lingkungan, menebarkan semangat cinta lingkungan, memberikan gagasan baru tentang penyelamatan lingkungan, pendeknya semua yang kita lakukan adalah untuk kelangsungan kota ini yang bertumpu pada sungai, kitalah pahlawan kota ini," kata dia.

Awalnya, sungai baginya hanyalah sebuah tempat berair yang bermuara di laut, seperti tertulis dalam buku teori. Kini, sungai sesuatu yang dekat dengannya, yang menentukan kelangsungan hidup suatu kota, dan demikian adalah masa depannya.

Wali Kota Bitung Max Lomban didampingi Wakil Wali Kota Bitung Maurits Mantiri membuka kegiatan sosialisasi sekolah sungai Kota Bitung di kuala bir Girian, Selasa (12/9).

Pada kesempatan itu Lomban mengukuhkan komunitas sekolah sungai yang terdiri dari siswa SMP N 2 Bitung, SMP Bukit Kasih Girian Permai, SD GMIM 23 Girian dan mahasiswa STIE Petra Bitung.

Lomban menuturkan, sekolah itu bertujuan meningkatkan kepedulian siswa terhadap kebersihan sungai."Saat ini sungai banyak yang kotor, menjadi tempat buang sampah, buang limbah, jadi perlu masyarakat yang sadar, paling pas untuk tugas ini adalah generasi muda, merekalah masa depan kita," beber dia.

Lomban mengatakan dengan pengertian mendalam akan sungai, ia berharap siswa ini juga akan memahami sistem mitigasi bencana di sungai.

Sedangkan Wawali Maurits Mantiri berharap komunitas ini akan menghasilkan virus bersih sungai yang nanti akan menyebar ke seluruh generasi muda."Ini adalah hal yang bagus," kata dia.

Nanti kata Maurits, akan dibentuk pula sekolah laut, hutan dan gunung untuk membentuk kecintaan siswa Bitung pada lingkungannya.

Kaban BPBD Frangki Ladi mengatakan setelah sosialisasi, siswa akan didata kemudian mendapat pelatihan selanjutnya."Kemudian dia mendapat sertifikat, mereka lantas jadi corong serta bisa memberi masukan ke pemerintah mengenai soal penyelamatan lingkungan hidup," ujarnya.

Dikatakan Ladi, pendidikan sungai berlangsung di sekolah masing-masing dalam bentuk pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search