Kepanikan langsung melanda salah satu gerbong kereta api bawah tanah di London ketika sebuah ledakan mengguncang pada Jumat (15/9).
Salah satu penumpang kereta itu, Gillian Wixley, menuturkan kisahnya kepada The Guardian. Ia mengaku duduk hanya berjarak enam kursi dari sumber ledakan itu.
Awalnya, Wixley mendengar dentuman keras. Tak lama setelahnya, ia melihat asap dan api mendekati tubuhnya.
"Semuanya kacau. Seluruh barang di kereta berantakan, berhamburan, dan beterbangan. Orang-orang berjatuhan karena sama-sama berlarian ingin keluar dari kereta. Penumpang kereta sempat tidak dibiarkan turun saat ledakan terjadi," kata Wixley.
"Saya pikir sesuatu menabrak kereta. Suaranya mirip seperti tabrakan. Tak lama, saya dengar jeritan dan percikan api pun muncul mendekati saya dan penumpang lainnya," kata Rigney seperti dikutip The Guardian.
Pria berusia 37 tahun itu bahkan mengaku melihat seorang perempuan "terbakar" dan sejumlah orang berupaya menyiramnya dengan air. Sebagian penumpang lainnya, termasuk Rigney, melompat keluar kereta untuk menjauh dari sumber ledakan.
"Meski pintu kereta masih terbuka, saya dan sejumlah penumpang lainnya melompat keluar melalui jendela untuk menjauh dari sumber ledakan," paparnya.
![]() |
Kepanikan tak terelakkan karena insiden terjadi sekitar pukul 08.20 pagi, ketika stasiun sedang dipadati penumpang.
Oliniyi Shokumbi, salah satu saksi mata, mengatakan ledakan terjadi saat kereta yang ditumpanginya sedang transit di stasiun itu.
"Saya sedang mendengarkan musik di ponsel saya saat kereta yang saya tumpangi berhenti di Parsons Green. Ledakan tiba-tiba terjadi dan sejumlah penumpang ada yang berusaha turun dari kereta," kata pria 24 tahun itu.
"Saya lihat ke sekeliling saya, ratusan orang berlarian dan berteriak. Kacau," tuturnya.
Lorong stasiun pun mendadak penuh sesak dengan orang-orang yang berlari menuju pintu keluar. "Saya melihat orang-orang banyak yang melompat, tidak peduli di mana mereka bisa mendarat. Satu-satunya yang terpikirkan semua orang adalah menuju pintu keluar secepat mungkin."
![]() |
Perdana Menteri Inggris Teressa May pun segera menggelar rapat kabinet darurat untuk merespons serangan teror keempat di negaranya selama 2017 ini.
Lewat akun Twitter resmi, May juga menyatakan, "Kami memikirkan mereka yang terluka di Parsons Green, dan juga para petugas darurat yang --untuk sekali lagi-- merespons insiden diduga teror ini dengan cepat dan berani." </span> (has)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar