
JAKARTA - Samuel FB Morse dikenal sebagai penemu telegraf dan sandi morse. Siapa sangka, pria kelahiran Boston itu pada awalnya justru tertarik dengan dunia seni.
Setelah lulus dari Yale pada 1810, Samuel Morse ingin berkarir sebagai pelukis, namun ayahnya menginginkan profesi lebih substansial dan mengatur agar dia magang di toko buku atau penerbit di Boston.
Namun, kecintaannya terhadap dunia seni rupanya mengubah keputusan ayahnya dan membiarkan Samuel belajar seni di Inggris. Di sana, ia bekerja dengan beberapa tuan Inggris dan seniman Amerika Benjamin West di Royal Academy.
Pada 1815, Morse kembali ke Amerika dan mendirikan sebuah studio di Boston. Tiga tahun kemudian, ia menikahi Lucretia Walker dan dikaruniai tiga orang anak selama pernikahannya.
Morse menyadari bahwa lukisan besarnya menarik banyak perhatian, namun tak banyak penjualan. Potraits, bukan penggambaran sejarah yang luas, paling populer saat ini, dan ia dipaksa menjadi seniman keliling, bepergian dari New England ke Carolina untuk mencari komisi.
Sesulit itu, Morse melukis beberapa karyanya yang paling menonjol selama periode ini di antaranya potret Marquis de Lafayette dan George Washington. Karyanya menggabungkan kemampuan teknis dengan sentuhan romantisme, yang menghasilkan penggambaran dramatis tentang rakyatnya.
Kendati demikian, kesedihan Morse berubah menjadi kesempatan di dekade antara 1825 hingga 1835. Pada Februari 1825, setelah istrinya melahirkan anak ketiga, Lucretia meninggal dunia.
Sedihnya, Morse sedang jauh dari rumah ketika mendengar istrinya sakit parah, dan saat dia tiba di rumah, istrinya telah dikubur. Tahun berikutnya ayah Morse juga meninggal, dan disusul ibunya tiga tahun kemudian.
Merasa terpuruk, pada 1829, Morse pergi ke Eropa untuk bangkit dari keterpurukan. Di rumah singgahnya sekira 1835, ia bertemu dengan penemu Charles Thomas Jackson, dan keduanya terlibat dalam diskusi bagaimana dorongan elekronik bisa dibawa sepanjang kabel untuk jarak jauh.
Morse menjadi penasaran dan membuat beberapa sketsa alat mekanis yang dia percaya akan menyelesaikan tugasnya.
Setelah mempelajari karya fisikawan Amerika Joseph Henry, Samuel Morse mengembangkan prototype telegraf. Pada 1836, yang lain di Eropa juga mengerjakan penemuan ini, dan mungkin saja Morse tahu tentang ini namun belum ada yang mengembangkan perangkat operasional penuh yang bisa mentransmisikan jarak jauh.
Pada 1838, Morse menjalin kemitraan dengan sesama penemu Alfred Vail, yang menyumbangkan dana dan membantu mengembangkan sistem titik dan garis untuk mengirimkan sinyal yang pada akhirnya akan dikenal sebagai kode Morse.
Selama bertahun-tahun, pasangan ini berjuang untuk menemukan investor, hingga 1842, ketika Morse mendapat perhatian dari Kongres Maine Francis Ormand Jonathan Smith.
Pada Desember tahun yang sama, Morse mengikatkan kabel antara dua ruang komite di Capitol dan mengirim pesan bolak-balik. Dengan dukungan Smith, demonstrasi tersebut memenangkan Morse USD30.000 untuk membangun jalur telegraf 38 mil yang ditempuh antara Washingtong, D.C, dan Baltimore, Maryland.
Hampir setelah Morse menerima hak paten untuk telegraf pada 1847, ia diterjang dengan klaim legal dari mitra dan penemu yang bersaing.
Pertempuran hukum itu memuncak dalam keputusan Mahkamah Agung AS O'Reilly v. Morse (1854), yang menyatakan bahwa Morse merupakan orang pertama yang mengembangkan telegraf yang bisa dikerjakan. Terlepas dari keputusan pengadilan, Morse tak mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah AS.
Pada 1848 Morse telah menikahi Sarah Griswold dan memiliki empat anak, dan setelah ia dikenal sebagai penemu telegraf, dia tinggal dalam kehidupan yang bergelimang kekayaan, filantropu, dan keluarga.
Samuel Morse meninggal karena pneumonia pada 2 April 1872 di rumahnya di New York City pada usia 80 tahun, seperti dikutip dari Biography, Kamis (28/9/2017).
(din)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar