Rabu, 18 Oktober 2017

Kisah Ilmu Kebal dari HSS, Dapatkan Basal harus Ada Mahar, Pantangannya Tak Boleh Berbuat ini

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Penggunaan basal (pakaian untuk ilmu kekebalan) ternyata tidak asing lagi ditelinga warga hulu sungai.

Sehingga pelaku penyetruman di Danau Bangkau yang menggunakan basal ternyata tidak membuat heran warga Hulu Sungai Selatan (HSS).

Satu di antaranya Iwan (36), Warga asli dari Desa Sungai Kupang, Kecamatan Kandangan. Pria yang dulunya lama tinggal di Desa Bangkau ini mengatakan basal sudah menjadi hal yang lumrah digunakan.

"Biasanya basal di dapat dari orang pintar. Untuk mendapatkannya biasanya ada mahar dan piduduknya (syarat)," katanya, Rabu, (18/10).

Baca: Pelaku Penyetruman Ini Pakai Basal Kebal, Tapi Tembus Oleh Tombak Berkekuatan Gaib

Baca: Ngeri! Pinggang Penyetrum Ikan Danau Bangkau Ini Tertancap Tombak 4 Mata

Pelaku penyetruman di Danau Bangkau, Desa Bangkau Kecamatan Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS) masih dalam perawatan medis.
Pelaku penyetruman di Danau Bangkau, Desa Bangkau Kecamatan Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS) masih dalam perawatan medis. (banjarmasinpost.co.id/aprianto)

Lebih lanjut, pria yang masih aktif di perguruan kuntau Jasa Datu ini mengatakan untuk piduduk seperti beras ketan, gula merah, jarum dan benang hitam yang harus disiapkan oleh orang yang ingin mendapatkan basal.

Menggunakan basal, dikatakannya juga ada pantangan. Seperti tidak boleh digunakannya saat kencing atau ke WC, melawati jemuran baju hingga tidak boleh digunakan berzina.

Selain itu, menurutnya basal ada dua aliran. Ada basal aliran putih dan ada basal aliran hitam. Aliran putih menurutnya basal yang ada tulisan arabnya. Sementara untuk aliran hitam basal ada unsur darah dari orang yang sudah meninggal.

"Kegunaan basal beragam fungsinya. Ada basal untuk kekebalan, ada basal agar tidak bisa terlihat. Ada juga basal agar orang bisa terlihat berwibawa dan orang menjadi segan dengan pemakainya," bebernya.

Ditegasnya bahwa fungsi basal tergantung dengan keyakinan penggunanya. Pada zaman dulu, basal digunakan untuk perjuangan.

"Kalau saat ini, basal biasa digunakan untuk menjaga diri," lanjutnya lagi.

Menurutnya, menggunakan basal justeru bisa membahayakan penggunannya. Apalagi bila disalah fungsi dan digunakan untuk perbuatan yang tidak baik.

Sekadar diketahui, Pelaku penyetruman di Danau Bangkau, Desa Bangkau Kecamatan Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS) mengalami luka saat diamankan, ternyata menggunakan basal (Sabuk kekebalan).

Satu pelaku penyetruman atas nama Arpani (29) Warga Desa Batang Alai Kecamatan Daha Utara itu berhasil diamankan sekitar pukul 05.45 Wita.

Setelah pelaku diamankan dan dibawa ke Rumah Sakit, ditemukan basal (sebutan orang banjar. Sabuk yang memiliki kekuatan magiz dan dipercaya kebal dengan senjata jatam).

Pelaku penyetruman mengalami luka tombak di bagian paha dan punggung. Alat yang melukai pelaku penyetruman merupakan serapang.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search