Minggu, 01 Oktober 2017

Kisah Korban Salah Tangkap Pasca-Peristiwa G30S/PKI, Diciduk karena Persoalan Nama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Operasi pembersihan secara besar-besaran untuk menangkap orang-orang yang diduga terlibat dalam kegiatan Partai Komunis Indonesia (PKI) pasca G30S 1965, terjadi di seluruh pelosok Indonesia.

Tapi karena operasi pembersihan yang dilakukan secara emosional dan melibatkan aparat keamanan serta sejumlah ormas, banyak kejadian salah tangkap atau kurang memahami kegiatan seseorang dalam suatu organisasi.

Kejadian di tengah suasana mencengkam yang sebenarnya bisa memicu tawa kadang berlangsung secara tak sengaja akibat nama orang yang ditangkap dan diduga terlibat PKI ternyata memiliki kemiripan nama.

Baca: Hakim yang Kabulkan Praperadilan Setya Novanto Pernah Tangani Kasus Hary Tanoe

Maklum dalam kasus operasi pembersihan PKI di Jawa misalnya, banyak nama yang mirip.

Misalnya orang yang sedang dicari bernama Suparmin ternyata yang ditangkap adalah Suparman.

Soal kesalahan nama ini bila aparat keamanan yang memeriksa tidak mau tahu, maka orang bersangkutan yang terlanjur diciduk dan sebenarnya salah nama, akan tetap dihajar, dihukum, hingga dikirim ke kamp tahanan politik di Pulau Buru, Maluku.

Tapi jika aparat yang memeriksa cukup baik, orang yang salah tangkap akibat salah nama itu bisa dibebaskan meskipun tetap menjalani berbagai macam pemeriksaan yang biasanya diiringi dengan aksi kekerasan.

Baca: Begini Kondisi Tahanan Politik Berlabel Komunis di Pulau Buru Pasca-Peristiwa G30S/PKI

Sebagai contoh ada seorang wanita di daerah Blitar, Jawa Tengah yang bernama Tasmi (saat itu 42 tahun) yang sedang bekerja di ladang dan tiba-tiba diringkus oleh aparat keamanan.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search