"Saya merasa kurang diperhatikan oleh pemerintahan desa, dulu beberapa kali mengajukan bantuan lewat program-program desa seperti diabaikan. Bukannya dibina, apa yang saya lakukan seolah sia-sia," kata Acun, saat ditemui detikcom di MTSN Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (20/10/2017).
Baca Juga: Bumerang Buatan Penjaga Sekolah di Sukabumi Ini Sudah Mendunia
Acun juga mengaku sempat mendapat cercaan ketika mengembangkan bakatnya membuat Bumerang. Keinginannya untuk menularkan keahliannya untuk memberantas pengangguran malah dipandang sebelah mata.
"Saat saya bikin malah dikira kayak anak kecil, orang kurang kerjaan sampai di bilang mirip orang stres. Padahal punya usaha seperti ini itu tujuannya untuk membantu kawan-kawan saya yang menganggur," lanjutnya.
Alasan itulah yang membuat Acun akhirnya memilih untuk hengkang dari kampung halamannya, kemudian mengembangkan bakatnya itu di Kota Sukabumi sambil bekerja menjadi penjaga sekolah di MTSN Warudoyong. Keahliannya itu kemudian mendapat apresiasi dari kepala sekolah tempatnya bekerja.
"Kepsek Pak Sholih Munawar ini orang baik, beliaulah yang mengakui apa yang saya bisa. Bahkan karena kebaikannya saya diperbolehkan tinggal membuat kantin dan memberikan ruangan untuk tempat saya membuat Bumerang," kata Acun.
Bengkel Komunitas Bumerang Sukabumi (Kubus) milik Acun berada di belakang kantin sekolah yang dikelola oleh Murni Anggraeni (21) istrinya. "Semua Bumerang ini saya kerjakan sendiri, pasarkan sendiri lewat media sosial," imbuh dia.
Acun berharap, Bumerang bikinannya bisa dikembangkan melalui industri kreatif binaan pemerintah. "Saya ingin punya gerai sendiri apalagi jika pemerintah daerah mau membukakan pintu agar produk saya ini bisa jadi pajangan di tiap kantor pemerintahan meski asli Australia tapi cita rasanya pasundan," tutup Acun seraya memperlihatkan Bumerang berbentuk Kujang, senjata khas daerah Jawa Barat.
(avi/avi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar