Rabu, 11 Oktober 2017

Kisah Perjuangan Hidup Ibu Penjual Kopi Sebelum Monica ke Kanada

Liputan6.com, Jakarta - Purwati, perempuan 46 tahun ini mendadak tenar setelah sang anak, Monica, hendak bepergian ke Kanada. Monica masuk program The WHO 8th Milestone of Global Campaign for Violence Prevention, di Ottawa, pada 19-20 Oktober 2017.

Anak keempat dari Purwati itu lulus seleksi untuk berangkat ke Kanada, setelah mengirimkan artikel tentang mengakhiri kekerasan anak.

Lahirnya prestasi membanggakan ini tak lepas dari perjuangan Purwanti, yang berpeluh setiap hari sebagai penjual kopi keliling di Jakarta Pusat. Perempuan paruh baya itu sudah berjualan kopi keliling sejak 2003. Namun, penghasilan Purwanti tidak tetap. Rata-rata Purwati mengantongi keuntungan Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu setiap harinya.

"Bisa Rp 50 ribu, paling gede. Kadang Rp 20 ribu," ujar dia di RPSA Bambu Apus, Jakarta Timur, Rabu (11/10/2017).

Kehidupan yang sangat sederhana, membuat Purwati harus mengikhlaskan Monica tinggal bersama yayasan di Yogyakarta. Sedangkan, Purwati tinggal di Jalan Gandastuli, Jakarta Pusat.

Meski berpenghasilan minim, semangat Purwati tak pernah kendur untuk membiayai sekolah Monica, yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama itu.

Jelas, kunjungan Monica ke Kanada jadi penawar kegetiran hidup yang selama ini akrab menjadi teman sehari-hari. Bahkan, bagi Purwati ini seperti mimpi.

"Percaya tidak percaya, kok bisa, ya? Mungkin jalan dari Tuhan," tutur dia.

Purwati sempat ragu dengan rencana keberangkatan sang anak ke negara bagian Amerika utara itu. Purwanti bertanya-tanya, apakah Monica akan dipinang warga Kanada?

"Tapi ternyata itu salah semua isunya. Ternyata berangkat ke Kanada untuk acara itu," ungkap ibu lima anak ini.

Purwati pun berpesan kepada kaum ibu agar tidak mudah menyerah dalam berjuang mendidik dan membesarkan anak-anaknya.

"Semoga ibu-ibu jangan sampai diputuskan sekolah anaknya, karena bikin kita sedih. Tapi kalau kita bersemangat didik anak kita dengan cara apa pun, termasuk berdoa," Purwati mengakhiri perbincangannya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search