BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kalimantan Selatan (Kalsel) merasa kehilangan satu sosok panutan di dunia catur banua.
Kepergian almarhum Grand Master Catur Indonesia, Ardiansyah, cukup menyita perhatian insan olahraga khususnya catur.
Sekretaris Percasi Kalsel, Syarif menuturkan turut berduka yang sedalam-dalamnya atas kepergian pria berusia 67 tahun itu.
"Ardiansyah adalah panutan kami, senior kami yang banyak memberikan pengalaman di olahraga catur," ujarnya.
Baca: Kisah Pilu Grand Master Ardiansyah, Ini Kalimat Motivasi GM Ardiansyah yang Bikin Norasya Semangat
Kala sang Grand Master masih tinggal di Banjarmasin, banyak ilmu dan petuah-petuah diberikan kepada para pecatur juniornya.
"Ketika beliau tinggal di Sei Jingah, waktu itu kami sering latihan bersama beliau. Ardiansyah orangnya sangat menghargai anak-anak muda, kata beliau dulu berpesan perbanyak latihan menganalisa partai catur," kenang Syarif.
Ia pun mengaku sangat kehilangan sosok guru dan motivator catur di Kalsel. Pertemuan terakhir Syarif dengan almarhum, pada Juli 2017 lalu.
"Kami bertemu beliau terakhir kali saat Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur 2017 di Bogor 16-22 Juli lalu, saat itu beliau tampak sehat, bahkan turut tampil di kelompok senior," terang Syarif.
Baca: Miris, Kisah Pilu Grand Master Ardiansyah Habiskan Umur di Rumah Susun Minim Perhatian Pemerintah
Namun, diakui Syarif pada saat hari terkakhir Kejurnas itu, Ardiansyah tidak dapat melanjutkan permainan setelah bertarung di dua babak. Saat itu kondisi Ardiansyah mendadak drop dan langsung dipulangkan ke rumahnya, di Rumah Susun Klender, Jakarta Timur.
"Akhirnya kami hanya bisa mendoakan beliau semoga amal ibadah dan kebaikan beliau diterima Allah SWT. Aamiin," pungkasnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar