Rabu, 11 Oktober 2017

Kisah Pohon Jokowi dan Anggrek Tien Soeharto di Singapura

Liputan6.com, Singapura - Pohon berbatang ramping berdiri tegak di Singapore Botanic Gardens atau Kebun Raya Singapura. Tanaman Sunda Oak atau Pasang Batu (Lithocarpus sundaicus) itu baru sekitar sebulan di sana, tepatnya sejak 7 September 2017.

Ia ditanam oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Presiden Indonesia Joko Widodo, untuk memperingati 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

"Pohon ini disebut 'RISING Tree'. RISING adalah singkatan dari Indonesia dan Singapura," kata Dr Gillian Khew, peneliti dari Orchid Breeding and Conservation Biotechnology Laboratory, yang memandu peserta Indonesia Journalist Visit Programme (IJVP).

Pokok yang juga disebut Mempening itu ditanam Jokowi pada hari kedua kunjungannya ke Negeri Singa, setelah acara lari pagi bersama PM Singapura, sebelum menyaksikan Joint Fly-Past antara TNI dengan Singapore Air Force di area Marina Bay Cruise Center.

Tanaman Sunda Oak atau Pasang Batu (Lithocarpus sundaicus) yang ditanam Presiden Jokowi dan PM Singapura (Liputan6/Elin Yunita Kristanti)

Tak hanya pohon yang jadi 'alat diplomasi' Singapura. Dr Gillian Khew menyebutkan, pihaknya juga menggunakan angrek.

Sejak 1956, sejumlah tamu negara atau tokoh penting diabadikan menjadi nama anggrek hibrida atau persilangan.

Ada Dendrobium Margaret Thatcher, yang diambil dari nama mantan Perdana Menteri Inggris. Pemimpin berjuluk 'Iron Lady' itu pernah mengunjungi National Orchid Garden di Kebun Raya Singapura pada 1985.

Sejumlah pemimpin lain juga diabadikan sebagai nama anggrek seperti PM Inggris David Cameron, Kanselir Jerman Angela Merkel, Nelson Mandela, juga pasangan Barack dan Michelle Obama.

Anggrek hibrida yang menyandang nama David Cameron, Margaret Thatcher, serta pasangan Barack dan Michelle Obama (Liputan6/Elin Yunita Kristanti)

Juga ada anggrek yang menyandang nama Putri Masako, untuk memperingati pernikahannya dengan Putra Mahkota Jepang Naruhito pada 1993.

Anggota kerajaan lain yang dijadikan nama anggrek adalah pasangan Pangeran William dan Kate Middleton. Ada juga anggrek putih yang menyandang nama Putri Diana.

Dendrobium memoria Princess Diana di Kebun Raya Singapura (Liputan6/Elin Yunita Kristanti)

"Dendrobium memoria Princess Diana adalah anggrek yang kami kembangkan untuk memperingati wafatnya sang putri," kata Dr Gillian Khew.

Putri Diana tewas dalam kecelakaan tragis di sebuah terowongan di Prancis pada 22 September 1997.

Di antara anggrek yang mewakili sejumlah tokoh dunia, ada Dendrobium Tien Soeharto.

Anggrek hibrida Dendrobium Tien Soeharto di Kebun Raya Singapura (Liputan6/Elin Yunita Kristanti)

Bunga tersebut menyandang nama Ibu Tien, istri penguasa Orde Baru Soeharto. Ia mengunjungi Kebun Raya Singapura pada 1974.

Dalam buku Diplomacy of a Tiny State karya Lee Khoon Choy, dalam kunjungan tahun itu, Soeharto dan PM Singapura Lee Kuan Yew menandatangani sejumlah kesepakatan dan menggelar diskusi terkait banyak hal.

Sejak saat itu, kedua pemimpin bertemu dalam beberapa kesempatan. Hubungan kedua negara pun makin kuat dan bersahabat.

Nama Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno Putri, Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Iriana Jokowi juga diabadikan sebagai nama anggrek. Namun, dalam kunjungan peserta IJVP pada Jumat 6 Oktober 2017, tanaman-tanaman tersebut tak dipajang.

"Butuh waktu bertahun-tahun bagi sebuah anggrek hibrida untuk berbunga," kata Dr Khew, mengungkapkan alasannya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search