Minggu, 26 November 2017

Buku Kisah Perjuangan Mahyeldi Diluncurkan

PADANG, HALUAN-Masih ingat  heboh penolakan mobil mewah oleh Mahyeldi Ansharullah?  Saat itu Mahyeldi  adalah Wakil Ketua DPRD Sumbar produk Pileg 2004. 

Memang, tak ada yang salah dalam penganggaran mobil dinas pada  Nota APBD Sumbar itu.  PP 24/2004  dan sejumlah aturan,   juga telah menggariskan kewajiban Pemrov menyediakan fasilitas kenderaan dan rumah dinas unsur pimpinan DPRD di Indonesia, bahkan diinternal dewan,  banyak juga anggota dan Ketua yang setuju dengan mobdin mewah tersebut.  Namun Mahyeldi  melawan arus deras suara setuju itu. "Secara hukum,  mobil  dinas itu legal. Tapi  tidak secara moral," tegasnya.

Terbayang  oleh  Mahyeldi    kala menolak mobil mewah itu hanyalah  amanah dari para pemilih. Untuk diketahui,  Mahyeldi kala itu adalah pendulang suara terbanyak Caleg   DPRD Sumbar. Perolehan suara Mahyeldi (PKS)    25.803, jauh di atas urutan kedua,  Asli Chaidir (PAN)  19.448 suara.

Itu hanya salah satu penggalan dari banyak penggelan   kisah perjuangan  kehidupan  Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo yang tertuang  dalam  buku "H. Mahyeldi Ansharullah, Sepenggal Kisah Perjuangan Sang Da'i".

 Buku yang ditulis Ikhwan  Wahyudi dan beberapa jurnalis setebal 110 halaman  itu,  resmi diluncurkan  di Aula  Lantai II  Masjid Agung Nurul Iman Padang, Ahad kemarin   (26/11)."Buku yang diterbitkan Al Mawardi Prima (AMP) Press ini, sudah mulai digarap sejak tahun 2008 , Namun dalam perjalanannya ada tambahan muatan untuk memperkuat isi buku ini, sehingga akhirnya bisa terbit tahun ini," ujar   Ihwan,  penulis yang juga seorang jurnalis itu.

Buku  itu juga  mengisahkan tentang perjuangan orangtua Mahyeldi dalam mendidik anak. Orangtua Mahyeldi yang sehari-hari bekerja sebagai kuli angkut bisa mendidik anaknya hingga mampu menjadi pemimpin di Kota Padang. "Dalam buku ini juga diceritakan bagaimana seorang Mahyeldi memotivasi dirinya untuk selalu memberikan yang terbaik," jelas Ikhwan.

Pada peluncuran bukunya, Mahyeldi menyatakan,    sebenarnya tidak ada yang istimewa pada dirinya.  Dari garin  masjid  kemudian berdakwah.  Ketika di legislatif  dan eksekutif pun pada prinsipnya tetap dalam manifes dakwah.

 Mahyeldi  mengakui,  apa yang diraihnya saat ini tak terlepas dari peran besar orangtua. Demikian pula peran besar  istrinya yang dinikahi ketika masih sama-sama kuliah  ditahun ketiga. Tahun-tahun yang sulit dari  sisi materi, tapi kaya dengan  kebahagian.  Tanpa dukungan dan dorongan istri,  tentu akan sulit bagi  saya untuk bisa menjadi seperti sekarang," kata  Mahyeldi  penuh haru.

Peluncuran buku pada  momen peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2017  dan penutupan Festival Literasi dan Edukasi yang digelar Pemko Padang 21-26 November itu, dihadiri  Forkopimda Padang, Kepala Dinas Pendidikan Padang Barlius, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Bahkan tampak  hadir Ketua Yayasan Siti Rahmah Hj Meizarnis, Ketua KNPI Padang Fadli Amran dan Afrizel Aziz selaku Ketua Ikatan Keluarga Koto Tangah (IKKT) di Jakarta bersama undangangan lainnya. (h/dn)


Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search