Jumat, 10 November 2017

Kisah Gugurnya Samadikun Sang Komandan Kapal Gajah Mada

Cirebon - Jalan Samadikun yang berada di jalur pesisir Kota Cirebon, dari Jalan Diponegoro hingga Jalan Sisingamangaraja, merupakan penghargaan dan sebagai media untuk mengenang jasa Kapten Samadikun. Kapten Samadikun salah satu pahlawan dari TNI AL yang gugur dalam pertempuran laut dengan penjajah, dalam hal ini Belanda.

Sejarawan Cirebon Nurdin M Noer menjelaskan Kapten Samadikun saat itu berpangkat Letnan I yang memimpin pertempuran dengan kapal buru torpedo milik Belanda, Kortenaer.

"Samadikun gugur di perairan Cirebon dalam pertempuran itu. Karena kepahlawanannya itu ia dinaikkan pangkatnya satu tingkat menjadi Kapten. Untuk mengenang jasanya, nama Samadikun dijadikan jalan di Kota Cirebon," kata Nurdin saat ditemui detikcom di kawasan Jalan Kartini, Kota Cirebon, Jumat (10/11/2017).

Nurdin menceritakan pertempuran antara Kapal Gajah Mada dikomandoi Samadikun dengan Kapal Kortenaer milik Belanda itu terjadi pada 5 Januari 1947 di Perairan Cirebon. Kapal Gajah Mada yang digunakan Samadikun bertempur, sambung dia, jenis Coaster berukuran 150 ton asal Singapura yang dimodifikasi menjadi kapal perang.

Kapal Gajah Mada, Nurdin melanjutkan, dijadikan sebagai Kapal Pimpinan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Pangkalan III Cirebon. "Dari tanggal satu hingga lima Januari itu, Kapal Gajah Mada memimpin latihan gabungan ALRI di bawah komando Letnan I Samadikun dengan Angkatan Darat di Perairan Cirebon," tutur Nurdin.

Lebih lanjut dia menuturkan, pasukan lainnya yang ikut berlatih di antaranya Kapal Patroli P-8 yang dipimpin Letnan I Sukamto, Kapal Patroli P-9 dikomandoi Letnan Satu Supomo, Kapal Tunda Semar oleh Letnan I Toto PS, serta Kapal Tunda Antareja.

Kisah Gugurnya Samadikun Sang Komandan Kapal Gajah MadaTempat peristirahatan terakhir Kapten Samadikun di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kesenden Kota Cirebon. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Nurdin menyebut pada 5 Januari 1947, sekitar pukul 06.00, sewaktu iring-iringan kapal latihan gabungan itu berlayar ke arah utara, ternyata di tengah jalan berpapasan dengan Kapal Kortenaer milik Belanda. Kapal milik Belanda itu memberi isyarat agar iring-ringan kapal ALRI yang dipimpin Kapal Gajah Mada itu berhenti. Isyarat itu tak digubris kapal-kapal ALRI.

"Karena isyaratnya tak diindahkan, kapal Belanda itu akhirnya melancarkan serangan. Untuk menghindarinya, Letnan Samadikun memerintahkan kapal patroli mengundurkan diri ke arah barat. Kapal Gajah Mada memutar haluan untuk menghadapi kapal musuh dan melancarkan tembakan balas dengan senapan mesin berat," tutur Nurdin.

Ia mengatakan terjadi saling adu tembak antara kapal tempur pimpinan Samadikun itu dengan kapal milik Belanda. Namun nahas, sebuah peluru meriam musuh jatuh mengenai mesin kapal Gajah Mada.

"Kapal Gajah Mada terbakar dan tenggelam. Sang komandan kapal, Letnan I Samadikun, gugur," ucapnya.

Menurut Nurdin, pada 7 Januari 1947, jasad Letnan I Samadikun ditemukan. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kesenden Kota Cirebon. Pangkatnya dinaikkan menjadi Kapten. Untuk mengenang jasanya, identitas sang komandan kapal Gajah Mada tersebut dijadikan sebagai nama jalan di Kota Cirebon.
(bbn/bbn)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search