Suara.com - Sumartin mengenakan daster motif bunga-bunga. Dia duduk santai di tepi tempat tidur Wisma Dahlia, Cipayung, Jakarta Timur.
Sumartin merupakan lansia tertua di panti Sosial Tresna Werdha 1. Usianya 101 tahun. Tapi siapa sangka, kondisi tubuhnya masih tergolong prima.
"1916," kata Sumartin ketika wartawan Suara.com menanyakan kapan lahir.
Suara.com ketika itu didampingi petugas panti, Aas Prastianti. Aas mengakui daya ingat wanita tua ini sangat tajam.
"Dia masih bagus kok (ingatannya), komunikasinya juga masih bagus. Kalau kita (petugas) sebut usianya 100 (tahun), dia sendiri nggak mau. Terus, dia juga masih ingat tahun lahirnya, kalau tanggalnya sudah tidak ingat. Pendengarannya dia masih bagus, tapi yang paling tua, dia saat ini," kata Aas, Jumat (10/11/2017).
Tak mudah menemui Sumartin. Dia dan orang-orang jompo lainnya ditempatkan di area total care.
Sumartin masuk Tresna Werdha 1 sejak tiga bulan lalu. Sebelum itu, dia menggelandang di sekitar Jakarta Timur. Sampai akhirnya ditemukan petugas Dinas Sosial.
Gemar Menari dan Bernyanyi
Sumartin banyak tersenyum. Dia suka kesenian, terutama tari dan menyanyi.
"Saya di sini suka nari, saya suka nyanyi, tapi saya sudah tua, sudah capek. Jadi nggak banyak ikut kegiatan." kata Sumartin.
Aas juga mengakui itu. Menurut Aas, Sumartin sering menampilkan bakatnya dengan penuh percaya diri. Di acara Panggung Gembira yang sering diadakan Panti Sosial Tresna Werdha 1 setiap Rabu, Sumartin tak pernah absen.
"Dia setiap Rabu pasti nyanyi. Pas ada donatur atau kunjungan selalu nyanyi. Lagu-lagu Jawa yang jadul (jaman dulu)" kata Aas.
Sumartin sukanya menyanyikan langgam Jawa. Tarian kesukaannya dari Jawa.
"Saya tuh waktu muda suka nari Golek, Gambyong, jadi hafal sampai sekarang," katanya. Dia mempraktikkan gerakan tangan untuk menunjukkan tarian.
Memiliki Panggilan Khusus, Angel
Walaupun sudah renta, Sumartin tidak kehilangan semangat. Dia periang. Orang-orang jompo di panti menyukainya, termasuk petugas.
Sumartin punya panggilan khusus di sana.
"Dipanggil sama temen-temennya Angel, karena emang bagus (sosialisasinya)," kata Aas.
Sumartin punya banyak cerita dan sering dibagikan ke penghuni panti. Mulai dari pengalaman dia hidup di zaman penjajahan, cara dia bertahan hidup, kecintaannya pada seni tari, dan lain-lain.
"Dulu zaman penjajahan sering dengar (suara) tembakan. Kalau sudah seperti itu, saya lari ke hutan," tutur Sumartin.
Tapi, Sumartin tidak pernah mau cerita soal keluarga.
Petugas panti pun sampai sekarang belum tahu darimana dia. Padahal, petugas ingin tahu juga agar nanti bisa menghubungi keluarga Sumartin.
"Kalau dari infonya, kemungkinan besar dari daerah Jateng atau Yogya. Tetapi, dia kalau ngobrol jarang menyinggung keluarganya, suami atau anaknya," kata Aas.
Sumartin tinggal di panti bersama 200 lansia. (Handita Fajaresta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar