BANDA ACEH - Kisah perjuangan Habib Teupin Wan menjadi topik utama seminar yang digelar Asyraf Aceh di Hotel Safira Kota Sigli, Jumat (10/11). Seminar sehari tersebut untuk menggali sejarah perjuangan Aceh melawan Belanda dan peran tokoh-tokoh dibaliknya.
Ketua Panitia Pelaksana Said Murthada mengatakan, diusungnya tema perjuangan Habib Teupin Wan berkaitan dengan peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November. "Kita perlu mengetahui bagaimana perjuangan Habib Teupin Wan berperang melawan Kolonial Belanda tahun 1873-1911. Sosok pejuang ini perlu menjadi sejarah dan diketahui generasi muda sekarang," kata Ketua Asyraf Aceh ini.
Wakil Bupati Pidie Fadhullah TM Daud saat membuka acara ini menyampaikan apresiasi kepada pihak panitia yag telah melaksanakan kegiatan ini dengan baik. Menurut Wabup, Habib Teupin Wan bernama lengkap Sayid Abdurrahman bin Hasan Assegaf. Dia lahir di Gampong Ateuk, tepatnya di Meunasah Papeun Mukim - 26, Aceh Besar, sekira tahun 1850. "Hampir 38 tahunHabib berjuang melawan penjajahan Belanda, yaitu mulai 1873 sampai 1911. Beliau wafat di pegunungan Tangse," jelasnya.
Namun, meskipun sebagian besar hidupnya dihabiskan berjuang, tapi namanya seakan tenggelam dan terlupakan dalam sejarah. Habib Teupin Wan merupakan salah satu Panglima Perang Aceh. "Beliau juga berkolaborasi dengan Tgk Chik Ditiro melawan penjajah," katanya.
Oleh karena itulah, Wabup berharap dengan adanya seminar ini dapat menghasilkan ide aspiratif berdasarkan fakta sejarah, sehingga dapat diusulkan bahwa Habib Teupin Wan merupakan salah satu pahlawan nasional dari Aceh.
"Generasi muda dapat menelusuri dan membaca kembali catatan sejarah yang terjadi, sehingga tidak ada tokoh sejarah yang terlupakan seperti ini," demikian Wabup Pidie, Fadhlullah TM Daud ST yang juga putra kelahiran Tangse.
Menurut Murthada, pada awal perang Aceh dengan Belanda, Habib Teupin Wan melakukan perlawanan dengan mendirikan tujuh benteng pertahanan. Snouck sempat menyebutkan bahwa keberadaan Habib Teupin Wan sangat menyusahkan Belanda. Habib berpotensi menjadi Tengku Chik Di Tiro kedua. Habib kemudian syahid di Gunong Halimon, tempat Hasan Tiro mendeklarasikan GAM. Dia meninggal setelah pertempuran yang sengit dengan pasukan marsose yang dipimpin Kolonel Schemidt pada tahun 1911.(aya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar