VIVA – Ibu Kota Jakarta dan kota-kota penyangga seperti Bogor, Tangerang dan Bekasi, rupanya masih menjadi wilayah yang tidak aman bagi wanita. Buktinya, selama tahun 2017, lebih dari 10 wanita dibunuh.
Ironisnya, wanita-wanita itu dibunuh oleh pria-pria yang memiliki hubungan dekat dengannya, baik itu suami, ayah, kekasih hati atau juga anak buahnya sendiri Motifnya pun beragam, mulai dari harta hingga hubungan di ranjang alias asmara.
Untuk mengingatkan kembali, pada peristiwa-peristiwa pembunuhan para wanita itu, VIVA merangkumnya dalam ulasan singkat atau kaleidoskop, simak berikut ini:
Elin Ditusuk Suami sampai Tewas
Pada, Jumat, 7 Juli 2017, suami istri bernama Elin dan Sugeng ditemukan tewas di dalam rumah kontrakan di Jalan Raya Ranca Dulang RT 03/01, Kelurahan Margasari, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.
Kepala Polres Tangerang Kota, Kombes Pol Harry Kurniawan mengatakan, berdasarkan penyelidikan, Elin tewas terlebih dahulu akibat dibunuh Sugeng. Setelah itu, suaminya itu nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Elin dibunuh Sugeng dengan menggunakan pisau dapur. Korban tewas akibat ditusuk lehernya sebanyak dua kali. Motif pembunuhan ini tak kunjung terungkap, hanya saja saksi menyebutkan Elin dan Sugeng sebelumnya sempat cekcok
Baca: Usai Tusuk Sang Istri, Suami Habisi Nyawa Sendiri
Zakiyah Dibunuh Mantan Anak Buah
Pada, Senin, 11 September 2017, dua jenazah ditemukan dalam kondisi terbungkus bed cover di aliran Kali Klawing, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Setelah diusut kepolisian, terungkaplah jenazah pria dan wanita itu merupakan pasangan suami istri Husni Zarkasih (58) dan Zakiyah Masrur (53) . Bos perusahaan busana anak bermerek Alton Kids.
Keduanya dibunuh tiga mantan karyawannya, Ahmad Zulkifi, Sutarto dan Engkos Koswara. Pembunuhan itu terjadi pada Minggu malam, 10 September 2017, atau sehari sebelum jasad ditemukan.
Ahmad, Sutarto, dan Engkos menghabisi nyawa Zakiyah dan Husni di rumah mereka di Jalan Pengairan, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Zakiyah dibunuh dengan cara yang cukup kejam, yakni kepalanya dipukuli pakai linggis.
Dari keterangan pelaku, mereka tega membunuh mantan bosnya itu karena sakit hati telah dipecat dari perusahaan milik Husni. Awalnya pelaku hanya berniat menghabisi nyawa Husni. Tapi akhirnya pelaku juga membunuh Zakiyah, karena saat tiba di rumah korban, hanya ada Zakiyah saja, sementara Husni sedang salat berjamaah di masjid.
Selain itu, para pelaku juga ingin merampas harta benda milik korban. Terbukti, setelah membunuh Zakiyah dan Husni, pelaku membawa kabur uang tunai, perhiasan dan mobil korban. Pelaku akhirnya ditangkap dalam pelarian di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Baca: Bos Alton Kids Dibunuh di Benhil, Mayatnya Dibuang ke Jateng
Dini Tewas Dicekik Teman Pria
Pada Selasa, 19 September 2017, gadis cantik bernama Dini Oktaviani (19 tahun) ditemukan terbujur kaku di salah satu unit di Tower B, Apartemen Laguna, Pluit, Jakarta Utara.
Jasad wanita yang berprofesi sebagai sales promotion girl (SPG) produk kecantikan ini ditemukan enam hari setelah dibunuh teman prianya bernama Peri atau pada 13 September 2017.
Dini dihabisi dengan cara dicekik lehernya di atas tempat tidur. Berdasarkan penyelidikan kepolisian, terungkap bahwa Peri tega membunuh Dini hanya karena ingin mengambil telepon genggam dan uang tunainya.
Pembunuhan itu terjadi saat Peri berkunjung ke apartemen Dini. Pelaku datang karena diminta oleh korban untuk mencarikan rentenir yang bisa meminjamkannya uang.
Polisi memastikan tak ada hubungan spesial antara Dini dengan pengendara ojek online itu. Peri membunuh Dini, murni hanya tergiur pada harta milik korban.
Baca: Usai Membunuh, Sopir Ojek Online Gasak Harta SPG Dini
Vera Dibunuh Kekasih Gelap
Wanita juragan Bakmi di Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, bernama Vera Yusita Sumarnan ditemukan tewas bersimbah darah di kamar tidurnya pada Minggu, 17 September 2017.
Janda berusia 36 tahun itu terungkap dibunuh pekerja pria di kedai bakminya bernama Jonny Setiawan. Vera dibunuh Jonny bukan karena urusan pekerjaan. Tapi, karena hubungan asmara gelap.
Berdasarkan penyelidikan diketahui, sebelum pembunuhan terjadi, Vera dan Jonny sempat memadu kasih hingga melakukan hubungan seks. Namun, niat membunuh Vera mulai muncul ketika korban melontarkan kata-kata yang berkalimat merendahkan keperkasaan Jonny di atas ranjang.
Jonny menghabisi nyawa Vera dengan pisau dapur, lebih dari satu tusukan dihujamkan Jonny ke tubuh wanita itu. Lalu Jonny kabur dan baru ditangkap polisi pada Selasa, 19 September 2017.
Dia ditangkap di salah satu pondok pesantren di wilayah Leuweung Gede, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Saat itu Jonny sedang bertobat dan berikrar memeluk agama Islam.
Baca: Pembunuh Wanita Juragan Bakmi Ditangkap Usai Masuk Islam
Martiyaningsih Tewas Dibekap Teman Kencan
Pada Kamis, 21 September 2017, gadis bernama Martiyaningsih ditemukan tak bernyawa di kamar indekosnya di wilayah Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Hanya dalam hitungan jam, polisi telah menangkap pembunuh gadis 30 tahun itu, dan ironisnya, Martiyaningsih ternyata dibunuh oleh pria teman kencannya, seorang pria berinisial AH alias LMH.
Berdasarkan penyelidikan kepolisian dan pengakuan pelaku, Martiyaningsih dibunuh dengan cara dipukul asbak rokok dan wajahnya dibekap dengan menggunakan bantal.
AH nekat menghabisi wanita yang baru ditidurinya itu, karena pelaku dilanda ketakutan dengan ancaman korban akan dilaporkan ke preman setempat, jika pelaku tak mau membayar tarif kencan sebesar Rp500 ribu. Saat itu pelaku hanya mampu membayar Rp150 ribu.
Belakangan diketahui korban merupakan pekerja seks yang baru sehari berkenalan dengan pelaku melalui jejaring media sosial.
Baca: Anak Kos yang Terbunuh di Tanjung Duren Ternyata PSK Online
Buruh Bunuh Istri dan Dua Putrinya
Jumat malam, 13 Oktober 2017, warga di Graha Siena, Kampung Cipari RT 03/06, Desa Ciakar, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Banten, digegerkan dengan pembunuhan sadis yang dilakukan seorang buruh pabrik bernama Lukman.
Pria berusia 40 tahun itu, membunuh istrinya Ana Robinah (35 tahun), beserta dua anaknya Siva (9 tahun) dan Karisa (3 tahun) dibunuh secara sadis.
Berdasarkan olah tempat kejadian perkara yang dilakukan kepolisian, diketahui Lukman membunuh Ana dan anaknya pertamanya Siva dengan cara menusuki tubuhnya pakai dua pisau dapur. Bahkan, pisau dibiarkan menancap di jasad korban.
Lalu, Lukman membunuh putri bungsunya yang sedang tertidur di kamar dengan cara membekap kepalanya pakai bantal. Setelah itu Lukman menyerahkan diri ke kantor polisi.
Dari keterangan pelaku, pembunuhan itu dilakukannya karena kesal, uang yang ada di kantung celananya diambil istrinya untuk membayar utang.
Baca: Alasan Suami Tega Bunuh Istri dan Dua Anaknya di Tangerang
SPG Bogor Dibunuh Rampok Mobil
Hernawati (20), pramuniaga atau SPG Lippo Plaza Ekalokasari Kota Bogor, Jawa Barat, ditemukan tak bernyawa di tepi Jalan Raya Kemang, Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Senin, 23 Oktober 2017. Saat ditemukan, kondisi di wajahnya penuh luka benda tumpul.
Jasad pertama kali ditemukan warga desa yang baru memulai aktivitas. Awalnya dikira yang tergeletak di antara semak-semak itu adalah buntalan baju. Namun, saat didekati, ternyata sesosok tubuh manusia.
Tak butuh waktu lama, kurang dari 24 jam polisi mengungkap kasus ini sekaligus membekuk pembunuh Herna. Ternyata gadis itu dibunuh kelompok rampok spesialis mobil.
Ada tiga pelaku yang ditangkap dan seorang penadah, pelaku pembunuhan sekaligus perampokan itu masing-masing bernama Daud Dwi Sanjaya (21 tahun) Reski Ardiansah (20 tahun), dan Baskoro Bimo Pamungkas (24 tahun).
Pelaku merupakan jaringan perampok modus perkenalan di dunia maya. Hernawati awalnya menjalin perkenalan dengan salah satu pelaku, lalu mereka membuat janji dan bertemu di daerah Jakarta Timur.
Setelah pertemuan itu, ketiga pelaku masuk ke mobil korban, saat itulah pelaku menjerat leher korban hingga tewas dan membuang jasadnya ke Tamansari. Pelaku bukan kali ini saja merampok dengan modus ini.
Baca: SPG Mal Ditemukan Tewas dengan Luka Sadis di Wajah
Samsiah Dibunuh Kekasih di Rumah Majikan
Pada, Minggu, 5 November 2017, pembantu rumah tangga bernama Samsiah ditemukan tewas di salah satu kamar di rumah majikannya di perumahan elit Pesona Mungil, Depok, Jawa Barat.
Wanita 44 tahun itu tewas dengan kondisi tubuh dipenuhi luka lebam dan luka tusuk di perut. Ironisnya, berdasarkan hasil autopsi, diketahui korban dalam kondisi sedang hamil empat bulan dengan janin sepanjang 28 sentimeter terkandung di rahimnya.
Hanya butuh waktu dua hari, polisi berhasil mengungkap kasus ini, dan ternyata pembunuh Samsiah adalah seorang pemuda 22 tahun bernama Suwandi alias Wandi.
Wandi dan Samsiah terungkap memiliki hubungan asmara gelap. Wandi tega membunuh Samsiah usai keduanya bersetubuh di rumah majikan korban.
Pelaku membunuh korban dengan cara mencekik, memukul dan menusuk perutnya dengan gunting. Wandi melakukan perbuatan itu karena kesal, korban selalu menagih utangnya.
Wandi dibekuk di tempat persembunyiannya di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Selain menghabisi nyawa Samsiah yang telah dihamilinya itu, pelaku juga membawa kabur dua telepon genggam korban.
Baca: Samsiah Ternyata Dibunuh Brondongnya
Dokter Letty Ditembak Mati Suami
Kasus pembunuhan Dokter Letty Sultri yang dilakukan suaminya, Dokter Ryan Helmi di Klinik Azzahra Medical Centre, Jalan Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur, Kamis, 9 November 2017, merupakan peristiwa yang paling banyak mendapat sorotan masyarakat.
Sebab, Dokter Helmi mengeksekusi mati Dokter Letty dengan cara ditembak pakai dua pistol dari jarak dua meter, menggunakan enam peluru tajam.
Pembunuhan sadis ini terjadi siang hari, pembunuhan diawali kedatangan Dokter Helmi ke klinik untuk membicarakan masalah perceraian dengan Dokter Letty.
Namun, bukannya penyelesaian yang didapatkan, hanya beberapa menit di dalam klinik, Dokter Helmi tiba-tiba mengeluarkan dua pucuk pistol dan langsung mengarahkan tembakan ke tubuh orang yang telah bertahun-tahun mendampingi hidupnya.
Dokter Letty sempat berusaha bersembunyi, tapi tanpa rasa kasihan, Dokter Helmi melepaskan enam tembakan beruntun ke tubuh Dokter Letty. Korban tewas di lokasi.
Usai membunuh, Dokter Helmi pergi ke Markas Polda Metro Jaya dan menyerahkan dirinya beserta dua pucuk pistol sebagai barang bukti pembunuhan itu.
Dalam perkembangan kasus ini, terungkap bahwa sebelum menembak mati Dokter Letty, pelaku menenggak obat penenang. Dan yang mengejutkan, salah satu pistol itu dibeli dari seorang pria yang juga berprofesi sebagai dokter di Surabaya, Jawa Timur.
Baca: Alasan Dokter Helmi Tembak Mati Dokter Lety
Tidak ada komentar:
Posting Komentar