Andri Rahman merupakan tukang servis dan penjual lampu bekas. Dia memiliki keterbatasan fisik. Kedua kakinya tak dapat bergerak. Kendati memiliki keterbatasan fisik, Andri tetap memiliki semangat untuk bekerja dan membantu ekonomi keluarganya. Andri merupakan anak pertama dari lima bersaudara pasangan suami istri Ali Rahman (45) dengan Dunisa (42). Rumahnya berada di di Blok Tiga Desa Panguragan Kulon, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Sesekali Andri merangkak untuk menjangkau peralatan, seperti solder listrik, tang, dan lainnya. Kursi roda yang menjadi teman hidupnya selalu berada di samping Andri. Usaha servis listrik dan jual beli lampu bekas itu sudah digelutinya sejak empat tahun silam. Keahliannya membuat Andri mendapat ragam julukan, salah satunya 'dokter lampu'.
"Iya dikasih julukan apa saja, saya mah terima. tukang servis juga enggak apa-apa. Terima-terima saja," kata Andri saat ditemui di rumahnya, Kamis (28/12/2017).
![]() |
Dia mulai belajar menjadi tukang servis lampu saat mendapatkan kursi roda. Andri berpikir keras untuk bisa mendapatkan penghasilan demi membantu ekonomi keluarganya. Kursi roda Andri pun dimodifikasi seperti sepeda. Di bagian belakang kursi rodanya ada keranjang untuk lampu bekas.
Kursi roda itu digunakan untuk berjualan lampu bekas yang sudah diservis olehnya. "Setiap jam empat sore mulai servis lampu. Yang sudah jadi kemudian dijual keliling," ucap Andri.
Selepas salat Maghrib, Andri langsung bergegas merapikan lampu-lampu yang siap dijual. Andri mulai berjualan lampu dari bada Maghrib hingga pukul 23.00 WIB. Panghasilannya tak menentu. Namun, dia tetap bersyukur. "Kadang dapat 50 ribu rupiah, kadang juga tidak dapat. Paling gede dapat 200 ribu rupiah. Uangnya buat bantu orang tua, terus ditabung juga," ucapnya.
Andri mengaku pernah ditabrak saat berjualan. Namun, kecelakaan tersebut tak membuatnya kapok untuk terus berjuang membantu ekonomi keluarga. "Pernah ditabrak, dua tahunan lalu. Alhamdulillah masih bisa kerja lagi, tangannya saja yang luka," kata Andri sambil menunjukkan bekas luka di tangannya.
Andri menambahkan dirinya membeli lampu bekas dari para bos rongsok yang ada di desanya. "Bayarnya nanti kalau sudah laku, jadi ngambil dulu ke bos-bos itu. Alhamdulillah sudah punya langganan," ujarnya.
![]() |
"Kalau tak pulang-pulang sampai larut malam tuh bikin khawatir. Saya nunggu di depan rumah, biasanya gitu. Orangnya memang tak pernah mengeluh walau pun fisiknya seperti itu," kata Dunisah dengan mata berkaca-kaca.
Dunisah sering melarang Andri berjualan saat kondisi cuaca atau kesehatan Andri tak memungkinkan. Namun, Dunisah menjelaskan, Andri selalu ngotot untuk berjualan. "Ya sering nolak disuruh istirahat tuh. Katanya kalau Andri tak kerja nanti makan apa. Sudah empat tahun servis dan jualan lampu bekas. Ya Alhamdulilah, uangnya selalu diserahin ke saya untuk kebutuhan keluarga, sebagian ditabung" ujar Dunisah. (bbn/bbn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar