Selasa, 30 Januari 2018

Kisah Bidan di Pedalaman Asmat: Diancam Warga hingga Gaji Rp 460 Ribu

Asmat - Dalam memberikan pelayanan kesehatan di kampung kampung pedalaman Asmat, Papua Bidan Selvi rela mendorong speed boat. Tidak hanya itu, ia juga kerap mendapat ancaman dari masyarakat.

Setelah lulus dari akademi kebidanan tahun 1997, Bidan Selvi tak menyangka akan ditempatkan di pedalaman Asmat, sebagai pegawai tidak tetap atau PTT. Di mana masyarakatnya belum yakin dengan pengobatan medis.

"Selama tujuh tahun sebagai bidan (PTT) dengan gaji hanya Rp 460 ribu/bulan, saya tetap melayani masyarakat dengan sabar, bahkan saya rela membawa keluarga yang waktu itu anak anak saya masih kecil untuk tinggal di pedalaman, ini saya lakukan agar bisa melayani masyarakat," ujar Silvi kepada detikcom, Selasa (30/1/2018).

Dalam pelayanan sering mendapat berbagai kendala. Di mana ia pergi ke kampung untuk melakukan pengobatan setiap bulan, namun ditolak masyarakat.

"Kata masyarakat, kalau disuntik anak panas, kadang obat yang diminum tidak mempan karena anak tetap sakit, sehingga masyarakat lari ke rumah rumah atau ke hutan jika melihat speed boat puskesmas datang," cerita Silvi.

Tetapi ia tidak putus asa tetap membujuk masyarakat, karena sudah menjadi tugasnya melayani masyarakat yang berada di kampung kampung.

"Kadang kami harus menghadapi ancaman dari masyarakat, saya punya pengalaman di puskesmas jaga, saat itu mau menolong seorang ibu yang akan melahirkan, lalu datang orang mabuk mengancam dengan parang, setelah orang yang membawa parang pergi, saya lari meminta pertolongan kepada masyarakat," jelas Selvi.

Silvi pernah punya pengalaman haru di daerah bagian laut di Distrik Betsbamu. Usai pengobatan dalam perjalanan pulang, ia mengambil jalur sungai karena ombak laut tinggi. Tapi di sungai, beberapa kali ia harus mendorong speedboatnya karena air sungai surut.

Ia berharap, para petugas medis maupun dokter yang bertugas di pedalaman dapat melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan sepenuh hati.
(asp/asp)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search