Rabu, 31 Januari 2018

Kisah di balik keunikan film Pai Kau

Aksi aktris/produser Irina Chiu dalam sebuah adegan film Pai Kau .
Aksi aktris/produser Irina Chiu dalam sebuah adegan film Pai Kau .
© Archipelago Pictures

Seperti lazimnya, Februari memiliki Hari Raya Imlek. Dan seperti biasa pula, ada film nasional bertemakan etnis Tionghoa yang dirilis berdekatan dengan Imlek. Tahun ini, film tersebut adalah Pai Kau yang punya keunikan tersendiri.

Rupanya keunikan itu berasal dari gairah para sineasnya.

Pai Kau tidak seperti film bertemakan etnis Tionghoa, yang pada umumnya mengambil genre drama seperti Cin(T)a (2009), Ngenest (2015), Rawa Kucing (2013), The Photograph (2007), dan Ca-bau-kan (2002). Genre Pai Kau adalah suspense.

Film ini mengisahkan anak mafia bernama Lucy (Irina Chiu) yang akan menikah dengan Edy (Anthony Xie) dalam waktu dekat. Tiba-tiba muncul Siska (Ineke Valentina), perempuan misterius yang diperkenalkan Edy sebagai sepupunya dari luar kota. Rupanya, Siska adalah sosok yang bakal mengancam hari bahagia Lucy dan Edy.

Gagasan awal film ini berasal dari Irina, aktris utama yang akhirnya sekalian menjadi produser Pai Kau. Lahir di Koln, Jerman, dari pasangan Tionghoa asal Indonesia, Irina kembali ke Jakarta ketika ia berusia 11, meneruskan sekolah menengah, dan kembali ke Jerman untuk kuliah.

Perjalanan hidupnya membuat Irina sempat bekerja di Singapura, tepatnya bidang perbankan. Namun rupanya perempuan lulusan SMA Petra 1 Surabaya ini memilih mengikuti gairahnya di bidang akting. Hingga akhirnya ia bisa melakukan debut film panjang dalam Pai Kau.

"... gue demen banget sama akting. Akhirnya di sela-sela pekerjaan, siang-siang gue kabur ikut casting. Habis kerja seharian, malamnya ikut acting class. Akhirnya I quit my job, balik ke Indonesia, main film di sini," ujar Irina kepada Beritagar.id dalam sesi wawancara di Gedung Candra Naya, Glodok, Jakarta Barat, pada Jumat (19/1/2018).

Seperti nasib aktor minoritas di Hollywood, di Indonesia tak banyak pilihan peran yang menarik bagi Irina. Oleh sebab itu ia bertekad untuk memproduseri film yang ia bintangi. Kebetulan ia punya teman bernama Tekun Ji yang kelak menemaninya sebagai produser Pai Kau.

Berdua mereka mengikuti berbagai pemutaran film, baik arus utama maupun film arthouse. Sampai suatu saat Irina dan Tekun menonton film pendek Maryam dalam acara XXI Short Film Festival 2015. Maryam adalah Film Pendek Terbaik di Festival Film Venice ke-71 tahun 2014.

Selesai pemutaran film, Irina dan Tekun bertemu dengan Sidi Saleh, sutradara Maryam. Mereka bertiga pun bertemu secara intensif untuk mengikutkan Irina dalam proyek Sidi selanjutnya.

"Saya bilang kalau Irina memang tertarik dunia akting, untuk cerita yang saya punya nggak terlalu ada," ujar Sidi dalam kesempatan yang sama. "Akhirnya saya bilang ke mereka, kalau saya bikin cerita untuk kalian, bagaimana?"

Gayung bersambut. Tekun, Irina, dan Sidi akhirnya menggunakan latar Tekun dan Irina dalam cerita. Ini demi kemudahan dalam meramu cerita. "Jangan gunakan hal-hal yang kita juga belum mengerti banget, karena kita bakal butuh effort lebih," ungkap Sidi.

Akhirnya terbentuklah benih-benih Pai Kau. Pemilihan suspense juga ada cerita sendiri. "Gue dan Tekun suka film kayak Gone Girl, Godfather, terus kami bertiga suka banget film-film Hongkong (era) 1990-an, karya Wong Kar-wai dan sebagainya. Yang mafia, gangster juga. Kenapa nggak coba yang versi ala Indonesia?" ungkap Irina.

Lalu mengapa temanya pernikahan? Pada pertengahan 1990-an, Sidi kerap menemani ayahnya yang punya pekerjaan sebagai videografer pernikahan yang kliennya bisa dari berbagai macam suku dan adat-istiadat termasuk Tionghoa. Akhirnya jadilah Pai Kau.

"Pai Kau" adalah permainan domino dari Tiongkok. Ini berhubungan dengan inti cerita yang pada dasarnya merupakan pertarungan dua perempuan dalam memperebutkan lelaki (catfight story).

"Secara konsep atau falsafahnya, catfight ini terjadi karena sesuatu hal yang dilakukan pada masa lalu. Jadi kayak efek domino kan. Kalau lu melakukan ini, pasti dominonya gini," jelas Sidi.

Proses konsep Pai Kau hingga jadi cerita berlangsung selama setahun. Syuting baru bisa dilakukan pada akhir Oktober sampai November 2016. Proses pasca produksi selesai pada Maret 2017.

Tadinya pihak produser ingin film ini tayang pada Oktober 2017. Namun dengan segala pertimbangan, akhirnya Pai Kau tayang di jaringan bioskop nasional pada 8 Februari, seminggu sebelum Hari Raya Imlek.

Harapannya, Pai Kau bisa menjaring setidaknya 200 ribu penonton. Target yang terlihat kecil dan tidak muluk-muluk, sebetulnya. Namun, mesti dipahami bahwa Pai Kau adalah proyek yang sangat independen dengan bujet yang tidak terlalu besar. Meski begitu, baik Sidi maupun Irina menjamin film ini tak akan terlihat murahan.

"Di film Pai Kau, yang paling berat tuh elemen dan ornamen yang nggak murah, padahal yang kami punya nggak banyak," ujar Sidi. Untungnya banyak bantuan mengalir untuk film ini baik jasa maupun barang untuk properti yang digunakan dalam film.

"Ini benar-benar seperti proyek passion (gairah) bersama. Bukan proyek passion deh, ini proyek komersial yang didukung passion banyak orang," Irina mengakui. "Bujet kita jika berbanding dengan production value, itu bisa dibilang sangat kecil," tutup Irina.

[embedded content]
Bincang seru dengan para bintang film Pai Kau
© Beritagar ID

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search