Sabtu, 27 Januari 2018

Kisah di Balik Tradisi Melempar Apel Lamaran pada Masa Yunani Kuno

BIASANYA apabila seorang pria ingin melamar kekasihnya, ia akan mempersiapkan sesuatu yang romantis dan berkesan, namun beda dengan orang Yunani Kuno. Orang Yunani Kuno melamar kekasih mereka dengan cara yang sangat luar biasa, yaitu dengan melempar apel ke kekasihnya. Jika wanita itu menangkap apel itu, artinya lamaran diterima.

Asal usul kebiasaan lamaran seperti itu, seperti kebanyakan tradisi Yunani lainnya, dapat ditemukan dalam mitologi Yunani. Mitos ini dimulai dengan pernikahan Thetis sang dewi air dan Peleus, anak Aeacus yang merupakan raja Pulau Aegina.

BERITA TERKAIT +

Pesta pernikahan pun berlangsung dan semua dewa, dewi, peri, dan makhluk mitos lainnya bersenang-senang kecuali satu: Eris, dewi konflik, yang tidak mendapatkan undangan pernikahan. Eris sangat terhina dan hendak membalas dendam, jadi dia datang ke pesta tersebut dan melemparkan sebuah apel emas ke arah tiga dewi; Athena, Aphrodite, dan Hera yang sedang mengobrol bersama. Apel itu diukir dengan kata-kata "yang paling cantik."

Percakapan berubah menjadi pertengkaran tentang untuk siapa apel itu dilemparkan. Beberapa tamu dan pengantin mencoba menenangkan mereka dan menyelamatkan pesta, tapi ketiga wanita itu tidak menyerah, masing-masing mempertahankan penampilan dan pesona mereka sebagai yang paling cantik dari mereka semua.

Dewa Zeus yang hebat lalu memerintahkan Hermes untuk memanggil Paris dari Troya, seorang pangeran yang terkenal dan tampan, membiarkan dia memutuskan siapa pemilik sah dari apel itu.

Masing-masing dari tiga dewi tersebut mencoba menyuap Paris untuk memilihnya sebagai yang tercantik. Aphrodite tidak dapat membayangkan ada yang bisa melebihinya kecantikannya, bahkan adik tirinya, Helen, istri dari Raja Sparta.

Paris adalah seorang pemuda yang tampan, namun bodoh. Aphrodite menemui Paris dan berjanji bahwa akan membuat Helen jatuh cinta padanya.

Sang pangeran sangat menyukai tawaran dari Aphrodite dan membuat sang Dewi Kecantikan memenangkan apel tersebut. Aphrodite menepati janjinya, membuat Helen yang cantik jatuh cinta pada Paris. Hubungan gelap keduanya menjadi awal dari kisah Perang Troya yang terkenal.

Objek utama dalam cerita menarik dan kebiasaan pernikahan ini juga dikenal sebagai "apel perselisihan," mengacu pada pertengkaran yang disebabkan oleh Eris. Meski cerita ini menggambarkan apel sebagai simbol perselisihan, kesia-siaan, dan godaan, mitos dan nenek moyang Yunani menganggapnya sebagai buah yang menandakan cinta, kecantikan wanita, seksualitas, dan kesuburan.

Catatan sejarah telah menunjukkan bahwa lemparan apel sebagai tanda cinta dan kekaguman. Pada masa itu juga terdapat tradisi pengantin baru berbagi apel pada malam pernikahan pertama mereka untuk memastikan persatuan dan kesejahteraan perkawinan yang subur.

(pai)

(rfa)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search