Lika-liku Lilipaly di SC Cambuur dan Bali United
Kapasitas serta kemampuan olah bola Stefano Lilipaly memang tak perlu diragukan lagi. Selain ia piawai sebagai gelandang serang, ia juga merupakan pemain yang cukup fleksibel, dengan kata lain ia mampu menjalankan tugas pelatihnya entah bermain sebagai bek sayap ataupun gelandang sayap saat masih di SC Telstar. Bulan Januari 2017 lalu alias tepat pada transfer musim dingin, Lilipaly hengkang menuju SC Cambuur dan penampilannya terus meroket sejak saat itu.
Bersama SC Cambuur, Lilipaly mencetak 8 gol dari 17 kali bermain. Jumlah golnya tersebut bahkan hampir menyamai catatan sebelumnya (9 gol) saat di Telstar (44 kali main) namun di Cambuur, Lilipaly melakukannya dengan jumlah pertandingan yang lebih sedikit. Performa apiknya tersebut membantu Cambuur melaju ke babak play-off promosi Eredivise bahkan membawa timnya ke babak semifinal KNVB Beker.
Sayangnya, di babak play-off promosi, Lilipaly dan Cambuur gagal dan di babak semifinal KNVB Beker pun mereka harus takluk di babak adu penalti. Meski tergolong bagus, namun Lilipaly dan rekan-rekannya di Cambuur tak dinaungi dewi fortuna untuk melangkah lebih jauh lagi. Pada pertengahan 2017 lalu atau tepat saat paruh kedua Liga 1 Indonesia berjalan, Lilipaly secara mengjutkan hengkang ke Bali United dan menjadi banyak pembicaraan penikmat sepakbola lokal.
Lilipaly dan Bali United pun ternyata bernasib kurang baik karena gagal juara liga akibat kontroversi Bhayangkara FC dan Mitra Kukar. Padahal seperti yang kita tahu, Bali United dan Bhayangkara memiliki poin yang sama di penghujung musim. Lagi-lagi, Lilipaly tampaknya tidak dinaungi dewi fortuna dan semoga di tahun 2018 ini ada catatan manis yang akan ditorehkan Lilipaly dalam karier sepakbolanya nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar