Senin, 01 Januari 2018

Kisah Membelotnya Putri Diktator Soviet ke Amerika Serikat

JOSEPH Stalin terkenal sebagai pemimpin Partai Komunis Soviet yang disegani oleh rakyat dan musuhnya. Ia berperan penting dalam kemenangan aliansi di Perang Dunia II dan berhasil menjadikan Uni Soviet sebagai negara adikuasa. Meski begitu, ia dikenal sebagai seorang diktator yang kejam. Kebijakan-kebijakan yang ia buat menyebabkan kematian hampir 9 juta orang Rusia.

Stalin akan memberantas orang-orang yang bertentangan dengan partainya secara sistematis. Ia juga melarang kebebasan berpendapat, kebebasan pers dan kebebasan berekspresi, seperti dilansir  Vintage News, Senin, (1/1/2018).

BERITA TERKAIT +

Kekejaman Stalin tak hanya dirasakan masyarakat Soviet, melainkan juga keluarganya. Ia secara tidak langsung telah membunuh anak lelaki tertuanya, Yakov Dzhugashvili. Yakov terbunuh karena sang ayah menolak menukarnya dengan Jenderal Nazi yang dipenjara orang-orang Rusia. Tak hanya itu, ia dicurigai sebagai tokoh di balik kematian istri keduanya pada 1932.

Svetlana Stalina, anak perempuan Stalin pun sangat tertekan karena sikap otoriter ayahnya. Tak heran, Stalin mengambil kendali penuh atas hidup putri satu-satunya itu. Ia dilarang belajar sastra di Universitas Moscow dan sang ayah mengirim orang untuk memata-matai Svetlana saat pergi dengan teman-temannya.

Tak cukup sampai di situ, Stalin melarang Svetlana berkencan dengan lelaki Yahudi. Ia malah menyuruhnya menikah dengan petinggi partai komunis. Meskipun demikian, Svetlana dan pemuda Yahudi itu tetap menikah dan Stalin tak pernah mengakui pernikahan tersebut. Mereka pun bercerai pada 1947.

Ketika sang ayah meninggal pada 1953, Svetlana berpikir bahwa ia bisa hidup dengan bebas. Ia mengganti nama belakangnya dengan nama sang ibu, Alliluyeva. Ia berkencan dengan pria komunis India bernama Brajesh Singh. Faktanya, Svetlana tak pernah mendapat kebebasan hidupnya. Mereka mendesak Svetlana untuk menolak lamaran Singh dan melarangnya keluar dari Soviet.

Ketika Singh meninggal pada 1966, Svetlana berhasil mendapatkan izin mendatangi pemakaman di India. Kunjungan singkat itu merupakan kesempatan besar untuk melarikan diri. Ia pergi ke duta besar Amerika di New Delhi dan memohon perlindungan politik.

Pihak Amerika Serikat tak pernah mengetahui Stalin memiliki seorang putri dan merasa diuntungkan dengan permohonan itu. Mereka mengirim Svetlana ke Swiss sementara hingga proses verifikasi identitasnya selesai.

Presiden Lyndon Johnson khawatir hubungan Amerika Serikat dengan Uni Soviet akan semakin buruk jika ia mengabulkan perlindungan hukum Svetlana.

Setelah beberapa minggu merenung, Johnson mengizinkan Svetlana ke AS. Ia mengutuk komunisme dan mengecam kebijakan teror yang dilakukan sang ayah setelah sampai di sana. Media di seluruh dunia melaporkan pembelotannya dan membuat Soviet marah.

Svetlana mengubah namanya menjadi Lana Peters dan menjadi perbincangan di seluruh dunia. Ia myebarluaskan sebuah tulisan tentang kehidupan keras di Uni Soviet dan pertumpahan darah semasa rezim ayahnya.

Buku yang ia tulis menjadikannya miliuner. Svetlana menggunakan uangnya untuk keliling Amerika dan menikmati kehidupan mewah untuk beberapa waktu.

Namun, Svetlana tidak pernah benar-benar bahagia di Amerika Serikat. Anaknya masih berada di Uni Soviet dan ia tak bisa menghubunginya. Ia hidup berpindah-pindah pindah dari satu kota ke kota lain. Svetlana kembali ke Uni Soviet pada 1984 dan berkumpul kembali dengan keluarganya. Masyarakat Barat dibuat terkejut saat ia meminta maaf karena mencela komunis.

Svetlana tinggal di Uni Soviet selama 2 tahun lalu pindah ke Inggris setelah bertengkar dengan kerabatnya. Ia menetap di Bristol sampai 2009 kemudian kembali ke AS. Svetlana meninggal di Wisconsin pada 22 November 2011 di umur 85 tahun. Faktanya, ia tak pernah bisa lepas dari kengerian yang telah ditimbulkan ayahnya.

(rfa)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search