Jumat, 09 Februari 2018

Kisah Pilu Yvone, Terusir dari Tanah Kelahirannya Indonesia, Sampai Berlinangan Air Mata Saat ...

TRIBUN-BALI.COM, MAGELANG - "Saya hanya keturunan Belanda. Tapi mengapa saya diusir dari tanah kelahiran saya Indonesia?"

Dadanya bergemuruh, hatinya pilu, emosinya memuncak ketika Yvone Sonja Ten Hoor-Heints mengingat peristiwa tujuh puluh enam tahun lalu.

Ketika penjajah Belanda kalah dari Jepang pada masa perang kemerdekaan sekitar tahun 1942 silam.

Dia bersama orang-orang keturunan Eropa, dikumpulkan kepala desa di sebuah pendopo di Kampung Boton, Magelang Utara, Jawa Tengah.

Mereka dihadapkan pada dua pilihan. Mati atau ikut "dipulangkan" ke Eropa.

Yvone dan orang-orang yang senasib itu pun terpaksa mengikuti kemauan orang-orang " pribumi", pergi ke tanah Eropa.

Yvone dan rombongan dibawa naik kereta ke Solo, lalu naik truk ke Semarang, sampai diangkut kapal sampai Belanda. Berbulan-bulan, Yvone menempuh perjalanan yang memilukan.

Baca juga : Pasangan Siswa SMA Ini Terciduk Razia Bolos Sekolah, HP Dicek Isinya Rekaman Video Mesum Keduanya

Ia terus bertanya-tanya tentang kesalahan apa yang telah diperbuat, hingga orang-orang yang dia anggap saudara dan teman, begitu tega memisahkan raganya dengan tanah kelahiran, serta ibu, dan adik-adiknya.

"Saya lahir dan besar di sini. Salah saya apa? saya cuma turunan Belanda. Mereka pisahkan saya dengan mama, adik-adik saya juga," ungkap Yvone yang tiba-tiba tercekak menahan air mata ketika Kompas.com menemuinya di Kampung Losmenan, Kota Magelang, belum lama ini.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search