Selasa, 06 Februari 2018

Kisah Punggawa Anyar PSS Sleman, Anak Pasangan TKI dan Petani untuk Wujudkan Mimpi

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hanif Suryo

TRIBUNJOGJA.COM- Siapa sangka di balik suksesnya di usia muda sebagai seorang pesepakbola, jalan terjal nan berliku harus dihadapi penggawa anyar PSS Sleman, Slamet Budiono.

Bagaimana tidak, di tengah keterbatasan ekonomi keluarga, ia harus mengorbankan pendidikan hingga masa remajanya demi memperjuangkan karirnya sebagai pesepakbola.

Slamet menceritakan, sejak ia belum duduk di bangku sekolah, ia sudah ditinggalkan oleh sang ibu, Suyatmi, yang harus mengadu nasib demi menghidupi keluarga sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Malaysia.

Sementara sang ayah, Sutarji bekerja sebagai petani di tanah rantau di Sumatera Selatan.

"Itu dari kecil, sebelum saya sekolah sudah ditinggal Ibu ke Malaysia, pertengahan tahun lalu sudah pulang. Sejak kecil saya diasuh oleh nenek karena bapak dan ibu sudah berpisah," ujar pesepakbola yang mengawali karir profesionalnya dari tim Sriwijaya FC ini.

Bahkan, sejak ditinggal ibunya ke Malaysia, Slamet mengaku sama sekali belum pernah bertemu dengan ibunya selama 13 tahun, dan baru bertemu lagi saat ia sudah duduk di bangku SMA (Sekolah Menengah Atas).

"Saya sedih, saya merasakan kurang kasih sayang dari sosok Ibu, mungkin baru waktu SMA itu saya baru bisa ketemu ibu, biasanya cuma telpon atau video call saja," ujar Slamet.

Tak mau sang ibu harus bekerja banting tulang sebagai tulang punggung keluarga, Slamet meminta Suyatmi untuk tidak kembali bekerja sebagai TKI agar bisa merawat neneknya dirumah.

Sebagai gantinya, Slamet mengambil alih tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga, dan berharap melalui sepakbola ia dapat memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search