:strip_icc():format(jpeg):watermark(liputan6-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape.png,-0,0,0)/liputan6-media-production/medias/1857220/original/078568600_1517533044-WhatsApp_Image_2018-02-01_at_14.23.40.jpeg)
Sementara itu selain menangkap Agung, Densus 88 juga menangkap Sidik, warga Kelurahan Karangpucung RT 3 RW11, Kecamatan Purwokerto Selatan. Penangkapan dilakukan di Jalan Kertawibawa, Kecamatan Karanglewas, Banyumas.
Dalam kesehariannya, Sidik adalah pedagang kelontong. Ia ditangkap bersama Slamet, karyawannya. Slamet adalah warga Desa Pasir Wetan, Kecamatan Karanglewas. Usai ditangkap, rumah Sidik juga digeledah.
Sidik memiliki tiga rumah, masing-masing di Grumbul Suka Damai, Desa Pasir Wetan RT 1 RW 3, Kecamatan Karanglewas, kemudian di Grumbul Tambak Batu, Kelurahan Karangpucung RT 3 RW 8, Purwokerto Selatan, dan yang ketiga di Karangpucung sesuai alamat pada KTP-nya. Ia memiliki tiga istri yang masingmasing tinggal di tiga rumah tersebut.Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan, di rumah pertama polisi menyita buku-buku, flashdisk, dan dokumen-dokumen lain. Namun tak ada bahan peledak.
Sidik diduga menyembunyikan dan memberi fasilitas kepada Agung Nugroho yang merupakan DPO kasus penyelundupan senjata dari Filipina. Sidik juga diduga memfasiltasi dan mendanai kelompok Agung Nugroho untuk berangkat ke negara tetangga di utara Sulawesi itu.
"Adapun peran Slamet, karyawan Sidik belum diketahui. Informasi awal, mereka satu komunitas," kata Bambang.
Rumah Sidik di Desa Pasir Wetan sering dijadikan tempat pengajian. Rumah itu ditempati Sidik bersama istri dan anaknya sejak sekitar dua tahun lalu. Menurut Ali Samhadi, perangkat desa Pasir Wetan, pengajian di rumah Sidik pernah ia bubarkan.
"Dengan bantuan warga, kami bubarkan. Di sini warga sangat sensitif dengan hal-hal seperti itu, kalau ada kegiatan yang mencurigakan, diamati," kata Ali Samhadi.
Dalam pengajian di rumah Sidik, sering diisi ceramah tentang jihad. Ali mengaku saat itu dirinya sempat melapor ke polisi dan TNI. Sidik dikenal tertutup dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar. Ia biasanya pergi pada pagi dan pulang malam hari.
"Nggak pernah ikut kegiatan di RT. Kalau pergi pakai mobil, kadang-kadang sepeda motor," kata Ali.
Sementara itu di rumah lainnya, desa Grumbul, Tambak Batu, Sidik tinggal bersama istri pertamanya. Rumah berukuran besar tersebut sekaligus digunakan untuk gudang barang dagangan, seperti mainan anak-anak dan alas kaki.
Sidik tinggal di desa grumbul, sejak lima tahun yang lalu. karena istrinya tiga dan tinggal terpisah, maka Sidik memang sulit diketahui keberadaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar