Hesti mengatakan, anjing pertama yang dimilikinya yakni anjing hitam yang diberi nama Jon. Jon, kata Hesti, adalah anjing liar yang kerap kali terlihat di komplek perumahaannya.
"Kalau Jon kan liar di sini, di rumah kosong, jadi kalau anak-anak kecil main pada takut, nah saya tempatin mereka di rumah. Saya rawat anjing itu biar tetangga saya tong sampahnya nggak berantakan, nggak hilang sepatunya dibawa anjing, dan anak-anak pada aman kalau main. Ya sudah saya rawat dia di rumah," kata Hesti di rumahnya di wilayah Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu (25/3/2018).
Setelah itu, Gopy menjadi anjing kedua Hesti yang dibawa ke rumah dari Kota Hujan, Bogor. Hesti dengan anjing-anjingnya itu selalu dipertemukan dengan cara tidak disengaja. Hesti dan Gopy di pertemukan di kali.
"Si Gopy, itu di Bogor dia masih kecil waktu itu, sekarang sudah besar. Dulu saya lagi main di kali dan ada anjing kecil, sebelum saya bawa pulang saya cari dulu siapa pemiliknya ternyata nggak ada yang akuin, malah saya disuruh buang ya saya nggak bisa akhirnya dibawa pulang. Karena kalaupun saya tinggalin nggak jamin hidup kan (anjing itu)," ujarnya.
Gopy bukan anjing terakhir yang dipungut ke rumah oleh Hesti. Tahun 2017, jumlah anjing yang dipelihara sudah 11 ekor. Hesti bukanlah seorang wanita pecinta binatang, baik kucing, apalagi anjing. Wanita yang sudah memiliki dua anak itu mengaku memelihara anjing yang dipungut di jalan itu karena merasa kasihan. Jika tidak ditolong, dia khawatir hewan-hewan itu akan mati.
"Nggak suka anjing awalnya. Saya takut sama anjing malah, tapi tiba-tiba Allah bolak-balikan hati saya jadi suka sama kucing, anjing," ujar Hesti.
"Apapun yang saya alami, apapun yang ditetapkan Allah kita harus ridho, sabar. Kan kita nggak tahu waktu saya jalan akhirnya ketemu kucing kan kita nggak tahu. Itu sudah jalannya, kalau hati kita terketuk untuk menolong itu siapa yang tahu?" sambungnya.
![]() |
Bagaimana Hesti dengan air liur anjing yang diharamkan dalam Islam?
Wanita yang dalam kesehariannya menjual kripik dan baju itu tidak khawatir dengan air liur anjing yang diharamkan dalam Islam. Menurut Hesti, Islam sudah mengajarkan cara mensucikan diri dari najis yang berasal dari anjing.
"Kan sudah ada cara mensucikannya kan. Gini loh, orang itu hanya sekadar melihat yang nampak di hadapan mereka, mereka nggak lihat kebenaran yang saya lakukan di dalam rumah. Ketika mereka banyak yang nanya, dan saya nggak perlu menjelaskan karena ini antara saya dan Allah. Jadi tak ada yang perlu saya khawatirkan, nggak perlu saya takutin," ujar Hesti.
Hesti tak peduli dengan apa kata orang tentang anjing yang jadi peliharannya selama 3 tahun itu. Menurutnya, apa yang dijalaninya saat ini sudah ditakdirkan oleh Allah SWT, sehingga mana yang salah dan benar hanya dirinya dan sang pencipta yang mengetahuinya.
"Apapun yang saya alami, apapun yang ditetapkan Allah kita harus ridha dan sabar. Kan kita gak tahu, waktu saya jalan akhirnya ketemu kucing kan kita gak tahu. Itu sudah jalannya, kalau hati kita terketuk untuk menolong itu siapa yang tahu," ucapnya.
"Biarkan saja yang saya urus menjadi saksi saya di akhirat nanti. Kalau yang mencela saya, nanti saat saya mati juga saya sendirian, kan mereka juga nggak jadi saksi kan? Yang di dunia nanti yang akan menyampaikan apa yang saya lakukan di bumi," ujarnya.
(idn/rvk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar