Senin, 23 April 2018

Kisah Dramatis Penyelamatan Korban Tenggelamnya Kapal Titanic

Liputan6.com, Washington DC - Tepat lewat tengah malam pada 15 April 1912, dua kapal layar melihat sinyal darurat dari Titanic, yang terancam tenggelam setelah menabrak gunung es di bagian utara samudera Atlantik.

Kapal layar terdekat, California, hanya berjarak kurang dari 20 kilometer -- dan terlihat oleh pandangan mata, abai untuk segera mengirimkan bantuan.

Karena dikelilingi oleh gunung es, kapten kapal tersebut, Stanley Lord, memutuskan tidak bertindak apa pun.

Dia tidak membangunkan operator nirkabelnya, dia tidak mencoba menghubungi Titanic guna mencari tahu apa yang terjadi.  

Dikutip dari News.com.au pada Senin (23/4/2018), peneliti tragedi Titanic, Daniel Allen Butler, berpendapat bahwa awak kapal California cenderung mengkhawatirkan risiko bahaya, dibandingkan dengan mencari solusi jalur memutar untuk menolong kapal terdekat -- sebagaimana merupakan salah satu prinsip pelayaran.

Kepada pihak penegak hukum di New York, Kapten Stanley mengira tembakan kembang api dar kru kapal Titanic sebagai bentuk perayaan, bukan sinyal tanda bahaya.

Jika saja kapal California maju mendekati Titanic, menurut Butler, maka akan lebih banyak penumpang yang bisa diselamatkan.

"Tingkah laku seperti itu, entah itu karena ketidakpedulian atau kecerobohan, menempatkan tanggung jawab besar pada para pemimpin pelayaran kapal California." ujar Senat AS memberi kesimpulan penyelidikan pada 1913, setahun setelah tragedi tenggelamnya Titanic.

Di waktu yang bersamaan dengan pengabaian oleh Kapten Stanley, sebuah kapal lainnya yang berjarak sekitar 100 kilometer, juga melihat sinyal kembang api di udara.

Operator sinyal kapal yang bernama Carpathia itu, Harold Cottam, baru saja mengirim pesan kepada rekannya di Titanic untuk memberi tahu dia, bahwa ada banyak sekali desakan dari pantai yang menunggu kabar kondisi para penumpangnya.

Jawaban yang didapat Cottam benar-benar membuat jantungnya berdegup kencang karena panik.

"CQD, MGY, 41.46 UTARA, 50.14 BARAT," kata operator Titanic, Jack Phillips.

"CQ" adalah panggilan keluar, "D" berarti marabahaya, "MGY" adalah surat panggilan Titanic, diikuti oleh koordinat. Dia juga mencampurkan sinyal "SOS" yang lebih baru untuk pertama kalinya dalam sejarah, yang menandakan situasi kian tiidak terkendali.

Cottam pun segera berlari ke kabin Kapten Arthur Rostron, melanggar protokol pelayaran, dan langsung mengabarkan bahwa Titanic sangat sedang dilanda masalah hebat, dan membutuhkan bantuan secepatnya.

Ketika mendengarnya, Kapten Rostron langsung memerintahkan petugas pertama, Horace Dean, untuk memutar laju kapal menuju lokasi Titanic berada.

Simak video pilihan berikut:

Lebih dari seabad para penumpang kapal titanic menikmati sajian elegan hingga akhirnya kapal tersebut tenggelam di perairan Atlantik Utara// Dan kini menu makan siang peninggalan terakhir kapal Titanic itu dilelang dengan harga yang fantastis//Sela...

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search