:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2114240/original/036980500_1524493913-Liverpool_Vs_AS_Roma.jpg)
Jakarta Peristiwa tragis menghantui pertemuan Liverpool dan AS Roma di babak semifinal Liga Champions, Selasa (24/4/2018) atau Rabu dinihari WIB. Memori kelam tersebut terjadi setelah laga final Liga Champions yang juga mempertemukan kedua tim 1984 lalu.
Ceritanya melibatkan Agostino Di Bartolomei. Sebelum Daniele De Rossi, Francesco Totti, dan Giuseppe Giannini, Di Bartolomei adalah simbol AS Roma.
Sebagai pria AS Roma sejati, dia menghabiskan 15 tahun di klub dan melakoni 308 pertandingan, menjadi kapten pada 148 kesempatan, dan mencetak 67 gol.
Memimpin tim berisi Carlo Ancelotti, Bruno Conti, Toninho Cerezo, dan Paulo Roberto Falcao, dia membantu klub kota kelahirannya memenangkan scudetto 1983, plus tiga gelar Coppa Italia (1980, 1981, 1984).
Namun, Di Bartolomei mendapat kesempatan emas untuk mengukuhkan namanya di buku sejarah ketika AS Roma tampil mengikuti final Piala Champions, cikal Liga Champions, pada 30 Mei 1984. "Inilah pertandingan terpenting dalam hidup saya," kata Di Bartolomei kala itu, dilansir Goal.
Berita video ucapan mengundang tawa dari Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, saat Mohamed Salah menerima penghargaan PFA Player of the Year. Pelatih asal Jerman itu mengingatkan Salah untuk laga Liga Champions melawan AS Roma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar