Kamis, 24 Mei 2018

Kisah Non-Muslim Ikut Puasa Sebulan Penuh Selama Ramadan

Dream - Pria non-Muslim asal Skotlandia yang menetapm di Abu Dhabi, Ewan John Findlay, mengatakan bahwa bulan Ramadan tahun ini kenangan tersendiri. Sebab, kali ini dia kuat berpuasa seharian penuh, seperti yang dijalankan kaum Muslim.

" Semua usaha saya berpuasa sejak 2013 selalu berakhir di tengah hari. Tapi, akhirnya, saya berhasil puasa penuh satu bulan pada Ramadan 2017," kata Ewan John Findlay, dikutip Dream dari laman Gulf News, Kamis 24 Mei 2018.

Pria 48 tahun yang sudah sembilan tahun menetap di Abu Dhabi itu mengaku selama setengah dasawarsa yang lalu sebagai masa-masa sulit, sebab dia belum pernah berpuasa sama sekali seumur hidupnya. Tahun ini, Findlay merasa yakin bisa puasa penuh selama satu bulan untuk kedua kalinya secara berturut-turut.

Meski mengaku sulit menjalankannya dalam 4 tahun pertama, dia terus akan berusaha untuk bisa puasa penuh sebagai bagian dari komitmen pribadinya.

" Alasan utama saya untuk berpuasa adalah membalas budi negara ini yang telah menggaji saya selama sembilan tahun terakhir. Negara ini telah memberikan rasa hormat dan penghargaan penuh atas apa yang saya lakukan," kata Findlay, yang bekerja sebagai tenaga ahli untuk perusahaan derek Sparrows Offshore.

Menurut Findlay, dia selalu menghormati agama dan budaya negara tempatnya tinggal. Dia juga tertarik dengan Islam dan budaya Emirat. Namun, ada penyebab yang lebih besar lainnya yang menginspirasinya untuk tetap mencoba berpuasa meski mengalami kesulitan dalam 4 tahun pertama.

" Agama adalah tentang kebersamaan. Ramadan adalah contoh terbaik tentang kebersamaan di dunia. Pemahaman yang lebih baik dari semua budaya dan keyakinan ini bisa menghentikan perang," jelasnya. Dan Findlay mengaku ingin menjadi bagian dari kebersamaan tersebut.

Saat menyelesaikan hari ke lima puasa pada hari Senin, Findlay tersenyum mengingat kesulitan yang dialaminya pada lima tahun lalu. " Hari pertama sangat sulit. Kesulitan itu semakin terasa dalam tiga hari pertama karena pola tidur yang terganggu. Sulit untuk mengingat semua aturan yang terkait dengan puasa," kenangnya.

Beruntung, Findlay mendapat dukungan dan bantuan dari teman-temannya yang merupakan warga Emirat. " Kontrol diri dan rasa hormat serta penghargaan untuk Ramadan dari hati paling dalam juga membantu saya dalam mengatasi kesulitan itu," jelasnya.

Istri Findlay juga sangat mendukung aktivitas puasanya. Anggota keluarganya di Skotlandia bahkan sangat menghargai keputusan Findlay untuk ikut puasa di bulan Ramadan. Findlay mengikuti tahap-tahap puasa dengan sangat ketat, yang dimulai dengan bangun pagi-pagi untuk makan sahur.

" Saya bangun jam 3.30 pagi bersama istri. Kami makan dan minum sampai beberapa menit sebelum Subuh," katanya. Setelah makan sahur, Findlay kembali tidur sampai jam 7.30 pagi, sebelum bangun untuk bekerja dari jam 8.30 pagi hingga 2.30 sore.

Setelah pulang ke rumah, dia membantu istrinya menyelesaikan pekerjaan rumah dan beristirahat sekitar satu jam sebelum Maghrib tiba. " Kami kemudian mengakhiri puasa setelah mendengar azan. Kami biasanya berjalan-jalan untuk mencari menu buka puasa," kata Findlay yang menikmati manfaat berpuasa.

Findlay mengatakan dia mulai merasakan manfaatnya sejak awal. Puasa membuatnya lebih menghargai teman dan keluarga.

" Ramadan juga membawa kebersamaan kepada semua orang. Saya merasakannya dari hati. Dengan alasan kesehatan, saya merasa lebih berenergi setelah melewati minggu pertama. Bagian terpenting selama Ramadan adalah kebersamaan - saling membantu dan memberi kepada mereka yang membutuhkan," katanya. 

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search