Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA- Eni Widiawati (41) terlihat asyik melihat-lihat telepon selulernya. Hari ini, Selasa (29/5/2018), Eni tetap semangat walau merupakan hari raya libur bertepatan dengan Hari Raya Waisak.
Eni adalah seorang pengemudi daring atau onlin ewanita sejak tiga tahun silam, tepatnya tahun 2015.
Baca: Ini Kumpulan Sejumlah Ucapan Hari Raya Waisak 2018
"Saya bergabung menjadi pengemudi online itu sejak September 2015. Karena alasan finansial yang mengharuskan saya membantu perekonomian suami saya. Dorongan utama finansial selain memang saya suka berkendara juga," terangnya kepada TribunJakarta.com, Selasa (29/5/2018).
Banyak perubahan yang dirasakan oleh Eni Widiawati selama menjadi pengemudi daring.
Baca: 8 Hal Gaji BPIP yang Besar: Disindir Hamburkan Uang Rakyat, Menkeu: Jangan Samakan dengan Malaysia
"Berkesan pasti selama membawa ini, saya ketemu dengan teman-teman baru. Saya orangnya engga pandai bergaul awalnya. Tapi jadi banyak kenal orang. Kalau masalah berhubungan dengan customer saya menikmati karena memang karakter orang berbeda-beda," lanjutnya.
Semenjak menjadi seorang pengemudi daring, hidupnya berubah lantaran selama menjadi ibu rumah tangga ia belum pernah menjajal daerah-daerah baru seperti apa yang dia rasakan sekarang.
"Saya pernah ngebawa penumpang ke Cikupa Tangerang, ke Bekasi, Tanjung Priok juga pernah. Bogor anterin sampai ke puncak sama Leuwiliang juga. Pekerjaan ini saya sukai engga pernah berpikir ini menjadi beban," tuturnya.
Namun, bukan berarti pekerjaannya tak dihinggapi oleh pengalaman pahit yang membuatnya harus mengelus dada.
Baca: Nilai UN SMP Turun, Anies Baswedan: Saya Tidak Menggunakan UN Sebagai Standar Kelulusan
"Waktu itu saya belanja makanan di Pondok Indah Mall seharga 356 ribu. Pemesannya orang Korea. Dia menganggap saya terlalu lama dan paper bag tempat makannya basah, dia engga mau bayar," kenangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar