Kamis, 14 Juni 2018

Kisah Biduan Cantik Tak Lebaran Goyang Pemudik di Pelabuhan Merak

Suara.com - Tangan Rahmat (39) tampak memegang tas besar dan panjang. Tangannya yang lain menggandeng sang istri, Rini (25) melewati ribuan orang yang berjubel di dekat dermaga Pelabuhan Merak hendak berlayar menuju kampung halamannya di musim lebaran atau arus mudik.

Matanya nampak awas melihat ke depan, mencari sebuah tenda putih yang tak terlalu besar. Di balik keramaian orang, akhirnya ia pun menemukan tenda yang dimaksud.

"Bu, nanti kita akan manggung di sana. Seperti biasa, aku akan main keyboard di pokok panggung itu. Tugas kita menghibur orang yang mau mudik," ujar Rahmat sembari menggenggam tangan istrinya, di Posko Kesehatan Pelabuhan Merak, Banten, Rabu (13/6/2018).

Rahmat adalah seorang pemain musik keyboard yang kerap dipanggil untuk mengisi berbagai acara. Bersama sang istri yang menjadi biduan, keduanya kompak memenuhi panggilan untuk bernyanyi dari panggung ke panggung.

Kali ini, Rahmat harus merelakan waktu libur lebaran untuk mudik ke kampung halamannya di Pandeglang. Ia dan istri harus mengais rezeki dengan menghibur para pemudik di Pelabuhan Merak, Banten.

Bukan tanpa tujuan ia melakukannya, itu semua hanya untuk menghidupi ketiga anaknya yang sedang bersekolah.

"Ya mau gimana lagi, anak-anak butuh biaya banyak karena masih sekolah. Jadi harus sabar, kumpulkan duit dulu yang banyak kalau mau mudik kayak orang-orang," ungkap Rahmat.

Sejak Selasa, 12 Juni 2018 ia siang sudah tiba di Pelabuhan Merak. Mempersiapkan alat musik hingga cek sound dilakukan untuk memastikan penampilannya tak mengecewakan para pemudik.

Dalam sekali manggung, Rahmat dibayar Rp 2 juta. Beruntung, mereka selalu mendapatkan bayaran utuh seusai acara selesai. Pernah, Rahmat dan istri harus gigit jari pulang membawa tangan kosong karena honornya dihutang.

"Kalau main cuma berdua doang, bayaran langsung. Tapi kalau pakai jasa Event Organizer gitu dihutang lama baru dibayar," keluhnya.

Asam manis kehidupan pun telah dirasakan oleh Rahmat dan Rini. Terlebih, saat manggung Rini juga sering mendapatkan perlakuan tak senonoh dari penonton. Namun, profesi sebagai biduan tetap dilakoninya demi sang anak.

"Pernah ada yang pegang-pegang saya, lalu ada yang nyosor mau cium juga. Ya gimana, ini sudah resikonya. Enak kalau manggung saat mudik, mereka sibuk jadi nggak ada yang macem-macem," kata Rini.

Untuk tiap kali pertunjukkan, Rini biasanya membawakan 3 sampai 4 lagu untuk penampilan selama 30 menit. Tak jarang, ia juga harus pulang larut malam meninggalkan ketiga anaknya yang masih kecil. (Anggy Muda)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search