Minggu, 24 Juni 2018

Kisah BJ Habibie: Ditawari Jadi Wapres Malah Menggantikan Soeharto

Diskusi Orasi 82 tahun B.J. Habibie.

Diskusi Orasi 82 tahun B.J. Habibie. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)

Tahun 1994, jurnalis senior Aristides Katoppo yang tengah berada di Jepang menerima faks panjang dari B.J Habibie --yang saat itu belum menjadi presiden. Dalam pesan tersebut, Habibie mengaku sedang dalam perjalanan dari Washington D.C ke Indonesia namun akan mampir sejenak di Tokyo.

Habibie mengajak Tides, sapaan Aristides, untuk bertemu di salah satu hotel di Tokyo. Bertemu, Habibie dan Tides ngobrol ngalor ngidul. Kepada Tides, Habibie juga menyampaikan sebuah pengakuan yang membuat wartawan senior itu kaget.

"Habibie mengatakan, 'eh aku ada berita. Old man tawarkan saya (jadi) wapres. What do you think? Saya bilang, 'ngapain Anda mau jadi wapres? Itu too small, tanggung'," kisah Tides dalam acara diskusi mengenai 82 tahun Habibie di Habibie Center, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (24/6).

Old man yang dimaksud Habibie adalah Presiden RI Soeharto yang saat itu masih menjabat. Tides memiliki sejumlah pertimbangan mengapa menyarankan Habibie untuk tak mengambil tawaran itu.

Tides menduga, jika Habibie nekat mengambil tawaran tersebut, kaum teknokrat akan memberikan perlawanan. Apalagi, menurut Tides saat itu, meski Habibie unggul dalam membangun pesawat, namun soal membangun kebangsaan tentu beda ceritanya.

"Saya pikir lebih baik jadi Menko, kalau wapres ngapain," lanjutnya.

Diskusi Orasi 82 tahun B.J. Habibie.

Diskusi Orasi 82 tahun B.J. Habibie. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)

Sementara itu, salah seorang penulis senior Indonesia Salim Said bercerita, bahkan Soeharto sama sekali tidak pernah membayangkan Habibie bisa menjadi presiden. Setelah tragedi 1998, Habibie naik sebagai presiden menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri.

"Soeharto tidak pernah membayangkan Habibie menjadi presiden sebab dia mempersiapkan Tutut (putri Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana). Saya kan penasihat Mbak Tutut. Ada di buku saya itu," jelas Salim.

Pada suatu hari, lanjut Salim, Soeharto pernah menyebut akan menunjuk salah seorang anaknya sebagai penerusnya jabatannya karena ia sudah merasa tua. Namun tiba-tiba, ia didesak mundur dan menyerahkan jabatannya kepada sang wakil, Habibie.

"Tapi kembali ke Habibie lagi, menurut saya pada akhirnya Pak Habibie orang modern dan sangat baik. Kalau orang mengatakan Habibie menyederhanakan soal, karena beliau tidak belajar politik, itu ada benarnya. Justru itulah yang menyelamatkan Indonesia," tutupnya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search