Jumat, 15 Juni 2018

Kisah Masa Lalu Pangeran William Yang Bersinar Dalam Kesuraman

TRIBUN-BALI.COM – Selain figur Ratu Elizabeth II yang sampai sekarang masih mendapat simpati, nampaknya monarki Inggris tak lagi punya pesona dan kharisma di mata rakyatnya.

Betapa tidak? Bahtera perkawinan putra-putri kerajaan ini semuanya boleh dikata berantakan.

Dari Putri Anne yang bercerai lalu kawin lagi, "kekeliruan" Pangeran Andrew memilih Sarah Ferguson yang dinilai tak mampu menerjemahkan tradisi putri monarki, serta runtuhnya mahligai rumah tangga Pangeran Charles dan Diana yang gemerlap publikasi.

Karena selama ini benang merah pewaris kerajaan digariskan pada putra mahkota, tak pelak rumah tangga Charles - Diana selalu jadi sorotan.

Toh, meskipun secara umum perkawinan mereka sudah terputus, keduanya masih dipersatukan oleh putra mereka, William dan Harry.

Dengan mencuatnya pamor William, kalangan pengamat kerajaan mulai mereka-reka drama tiga babak kelangsungan dinasti Inggris, yakni bertahannya kekuasaan Ratu Elizabeth II seumur hidup yang penuh keteladanan; masa singkat pemerintahan Charles yang kemungkinan baru naik tahta sekitar usia 70 tahun; kemudian mahkota terakhir Raja William V yang penuh harapan.

Nah, raja macam apa yang kelak akan terwujud pada diri ABG yang bernama lengkap William Arthur Philip Louis of Wales ini?

Pengaruh berbagai kepentingan

Tepat pukul 21.03, tanggal 21 Juni 1982, di RS St. Mary, London, kelahiran William yang beratnya 2,65 kg disambut dengan penuh sukacita masyarakat Inggris. Kegembiraan Charles atas kelahiran Wills tercermin dalam suratnya kepada seorang sahabat, "Yang amat mengherankan, jari-jarinya berbentuk seperti sosis seperti yang saya miliki."

Sejam setelah menjadi bapak, di depan para wartawan Charles berujar, "Saya berharap kelak bocah ini jujur, penuh toleransi, dan lebih dari itu, memiliki tata krama. Saya akan membesarkan dan mengasuh sendiri anak-anak saya ... mendidiknya agar mereka selalu berpikir demi kepentingan orang lain. Saya akan mendudukkan mereka seperti kebanyakan orang."

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search