Rabu, 11 Juli 2018

Kisah bocah Thailand terjebak dalam gua bisa jadi film drama Hollywood

Merdeka.com - Peristiwa menegangkan penyelamatan 12 bocah tim sepak bola Thailand dan pelatihnya dari dalam gua Tham Luang menjadi sorotan dunia internasional selama dua pekan terakhir. Kisah mereka itu dinilai layak difilmkan oleh Hollywood.

BERITA TERKAIT

Para penyelam kemarin akhirnya berhasil mengeluarkan sisa empat bocah dan pelatihnya dari dalam gua setelah mereka terperangkap selama lebih dari dua pekan sejak 23 Juni lalu.

Peristiwa ini mengingatkan orang pada kejadian 2010 silam saat 33 penambang Chile terjebak selama 69 hari di dalam gua. Kisah mereka akhirnya diangkat ke film pada 2015 dengan judul The 33 dibintangi Antonio Banderas.

Mike Medavoy, produser film The 33 yang masuk nominasi Oscar, mengatakan drama penyelamatan bocah Thailand bisa dijadikan film atau serial televisi.

"Kisah mereka tentang keberhasilan sosok-sosok individual dan kelompoknya melewati tragedi. Itu cerita yang hebat," kata dia, seperti dilansir laman the Straits Times, Rabu (11/7).

Produser film asal Amerika Serikat dari Pure Flix, rumah produksi yang khusus membuat film keluarga dan bertema Kristen, saat ini sudah berada di lapangan untuk mewawancarai tim penyelamat buat dibikin film.

Wakil pendiri Pure Flix, Michael Scott, yang tinggal di Thailand mengatakan dia sangat tertarik dengan berita yang dia lihat di Bangkok. Istrinya tumbuh dewasa bersama mantan personel Angkatan Laut Thailand yang tewas dalam operasi penyelamatan.

Scott yakin kerja sama internasional di lapangan akan membuat film ini makin menarik untuk ditonton.

"Ada orang Thailand, Eropa, Australia, orang-orang dari seluruh penjuru dunia yang ingin membantu mengeluarkan anak-anak ini dengan selamat," kata dia.

"Ada perhatian internasional yang menurut saya bisa menjadi inspirasi jutaan orang di seluruh dunia."

Upaya penyelamatan mereka dan pelatihnya menjadi drama perjuangan melawan air dan waktu karena kawasan gua, menurut prakiraan cuaca, akan dilanda hujan lebat dan bisa menyebabkan banjir bandang kian deras dan tinggi di dalam gua. Ketegangan itu bisa membuat film makin menarik.

"Itu kombinasi yang bagus antara situasi berbahaya dan heroisme," kata Judi Farkas, perwakilan dari penulis film Antonio Mendez untuk film Argo yang memenangkan Oscar karya Ben Affleck.

Namun mengangkat kisah ini akan menemui sejumlah tantangan.

Pertama, sineas harus mendapatkan hak untuk memfilmkan kisah ini dari masing-masing keluarga si bocah, pelatih, dan regu penyelamat, karena mereka harus mendapatkan cerita langsung dari tangan pertama tentang apa yang terjadi. Usia bocah itu antara 11 hingga 16 tahun.

Dan membuat lokasi yang terlihat mirip di layar kaca akan cukup memakan biaya.

Film The 33 yang dibuat di Kolombia dan Chile menelan biaya sekitar USD 24 juta. Meski begitu ongkos membuat film di Thailand, kata Medavoy, bisa lebih murah.

Tapi para pembuat film juga harus menghadapi adegan penyelamatan di air pekat dan gelap. Hal itu tidak terjadi dalam film penyelamatan di Chile.

"Adegan penyelaman dan di air akan mahal. Setiap film yang mengambil adegan di air cukup mahal," kata Farkas.

Proses pembuatan film ini hingga tayang di layar lebar tampaknya akan memakan waktu cukup lama. Produser harus menjaga momen tetap menarik ketika kisah itu sudah memudar dari sorotan internasional, kata Medavoy. [pan]

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search