Rabu, 11 Juli 2018

Kisah Gedung Tua BAT dan Sejarah Industri Rokok di Cirebon

Cirebon - Ada gedung kolonial yang ikonik di Cirebon dan jadi perhatian traveler. Gedung itu punya sejarah industri rokok British American Tobacco (BAT).

Bekas pabrik rokok itu selalu menarik perhatian masyarakat dan wisatawan karena arsitekturnya. Namun, banyak yang belum mengetahui secara persis sejarahnya.

Gedung BAT telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Cirebon. Bangunan BAT dibangun pada masa kolonialisme, yakni 1924. Tahun pembangunannya terpampang di dinding bagian depan bangunan tua itu. Sudah 94 tahun umurnya sekarang.

Salah seorang pengurus gedung BAT Muhamad Yusuf mengatakan gedung BAT tak lagi memproduksi rokok sejak 2010 silam. Penjualan yang kian menurun, menurutnya, menjadi salah satu alasannya. Namun, Yusuf mengaku BAT menyimpan banyak kenangan.
Salah satu sudut gedung BATSalah satu sudut gedung BAT Foto: Sudirman/detikTravel

"Sekarang produksinya pindah ke Malang, produksinya di Bentoel Grup. Tapi, di sini masih dijaga dan dirawat. Ada 10 satpam dan tiga orang yang merawatnya," kata Yusuf saat ditemui detikTravel di gedung BAT, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Selasa (10/7/2018).

Yusuf pun menujukkan foto-foto produk rokok yang diproduksi oleh perusahaan asal Inggris itu, seperti Lukcy Strike, Pall Mall, Ardath, Kansas, Commfill, dan lainnya. Sementara untuk produk rokok yang pernah dibuat oleh BAT di Indonesia sebelum tahun 1960 di yakni Double Ace, Gold Fish, Mascot, Medal, Kresta, Pirate, Bison, dan rokok khusus untuk militer.

Mungkin masih ada yang familiar dengan merek-merek rokok tersebut? Di pabrik Cirebon inilah dulu dibuatnya. Kini gedung BAT di Cirebon hanya saksi bisu kejayaan rokok-rokok tersebut.

Logo BATLogo BAT Foto: Sudirman/detikTravel

Lebih lanjut, Yusuf menceritakan sejarah BAT dari buku milik perusahaan BAT yang ia baca. Yusuf mengatakan pertamakali dibangun pada tahun 1924 di Cirebon. Usai membangun kerajaan bisnis rokoknya di Cirebon, lanjut dia, pihak BAT melanjutkan pembangunan pabrik lagi dibeberapa daerah, yakni Semarang dan Surabaya.

Dalam perjalanannya, lanjut Yusuf, BAT sempat mengalami masa-masa sulit, seperti masa Perang Dunia Kedua. Pabriknya sempat direbut oleh Jepang.

"BAT mengalami hambatan selama masa Perang Dunia Kedua tahun 1943. Perusahaan sempat dikuasai Jepang. Kegiatan produksi sempat dihentikan," katanya.

Lanjut Yusuf, enam tahun setelah perusahaan dikuasai Jepang, BAT kembali memproduksi rokok dan mulai menujukkan kejayaan pada tahun 1949, empat tahun setelah Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. BAT pun terus berkembang dengan nama baru, BAT Manufacture Indonesia Limited.

"Tahun 1972 di Cirebon (BAT) masih memproduksi dan sedang berkembang, sementara di Surabaya sudah ditutup. Kemudian di Semarang berhenti pada 1 Juli 1989. Dan, tahun 2010 Cirebon mulai berhenti memproduksi," ucapnya.

Yusuf mengatakan gedung BAT memiliki luas sekutar satu hektare. Ia mengatakan mesin-mesin produksi rokok sudah dipindahkan. "Gedung sudah dikosongkan. Ruangannya banyak, ada ruang produksi, pengepakan, perkantoran, dan lainnya. Sekarang mash dijaga dan dirawat," katanya. (sna/fay)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search