Liputan6.com, Jakarta Sepeda motor adventure Royal Enfield Himalayan yang terinspirasi dari perjalanan di Himalaya selama 60 tahun terakhir diuji ke Bromo pada 24-26 Juli 2018 lalu.
Bukan cuma buat dites, motor ini pun diceritakan langsung oleh si pembuatnya Anuj Dua, Head of Product Strategy, Royal Enfield India yang terbang langsung ke Indonesia.
Dia cerita waktu bikin motor 411 cc yang konon berbanderol Rp 93 juta ini, dia kumpulkan banyak masukan dari banyak orang. Masukan itu bukan cuma dari mereka yang berada di bagian pengembangan, tetapi juga para pembeli.
"Saat motor ini didesain, aspeknya mencakup masukan dari para desainer sendiri, para pengguna, blogger, dan lainnya sebagainya," kata dia.
Pada dasarnya, kata dia, motor ini memang didesain untuk berkendara di gunung. Namun secara detail, ia mendapatkan banyak masukan tentang seperti apa motor yang ideal ini.
"Aspek-aspek itu sendiri adalah bisa pergi ke mana saja, adventure, fungsional, touring," ujarnya.
Satu motor dengan segala masukan, setidaknya dia akhirnya mempertimbangkan semua itu untuk akhirnya dituangkan ke sketsa. Beres dengan sketsa, desain motor pun digarap lebih lanjut. Finalisasinya adalah menyediakan opsi untuk dipilih oleh para penyumbang masukan tadi.
"Akhirnya semua rancangan dibuat diperlihatkan ke banyak pihak termasuk konsumen dan terpilihlah model opsi 1," ujarnya.
Model opsi satu itu adalah Royal Enfield Himalayan yang sekarang diperlihatkan di dunia termasuk di Indonesia. Karena punya banyak masukan tadi, motor ini diciptakan bukan cuma untuk di gunung tetapi juga di jalan raya.
"Makanya memenuhi aspek realibility dan memenuhi aspek running cost. Ini penting sekali belakangan," lanjutnya.
Ia merancang sedemikian rupa agar Royal Enfield Himalayan ini lebih halus saat pergantian gigi. "Handling dan suspensinya juga sudah dites tidak hanya di kami di India tetapi juga bagian riset dan pengembangan di Inggris," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar