Metrotvnews.com, Yogyakarta: Sebelum sukses mengembangkan 19 gerai Shoes and Care, dokter (magang) Tirta Air Mandira Hudhi, sempat hendak diusir dari kosnya di Pogung, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pengalaman itu dialami dokter internship di RS Universitas Gadjah Mada itu saat membuka jasa cuci sepatu di Kota Pelajar, seusai merampungkan co assistant di Cilacap, Jawa Tengah. Pemilik kos gerah karena banyak sepatu berjajar di halaman.
Untuk menyiasati itu, Tirta sempat menitipkan barang-barang milik kliennya ke warung makan dekat kosnya. Pun Tirta berusaha mempercepat pengerjaan cuci sepatu dan mengantarnya ke pelanggan. Tujuannya, agar tak sepatu menumpuk dan tak diusir dari kos.Baca: Tirta Mandira: jadi Dokter untuk Tolong Orang, Cari Duit dari Bisnis
Cara "kucing-kucingan" terus dilakukan Tirta hampir setengah tahun. Order terus mengalir melalui media sosial yang telah ia kembangkan sejak di Cilacap. Hingga pada September 2014 Tirta berhasil membuka gerai pertama Shoes and Care di kawasan Alun-alun Selatan Yogyakarta.
Perjalanan bisnis Tirta terus berkembang. Hingga pada 2016, Tirta telah memiliki 19 gerai di sejumlah kota, baik itu mandiri maupun agen. Bahkan, salah satu gerai tersebut berada di Singapura.
Cerita Tirta membuka gerai Shoes and Care di Singapura karena keaktifannya memainkan media sosial. Dari media sosial itu, usaha Tirta memperoleh tawaran dari penyedia jasa dari Prancis, bernama Shapire.
Tirta kemudian diundang tim Shapire Asia Pasifik untuk datang ke Singapura. Oleh perusahaan itu, usaha Tirta dianggap menjadi satu-satunya pembuat jasa secara otodidak yang memiliki standarnya.
"Lalu mendapat achivement dari Paris. Yakni berupa award sejenis pelatihan gratis di Singapura," ujar saat ditemui Metrotvnews.com di salah satu gerai Shoes and Care di Jalan Cendrawasih, Demangan, Kota Yogyakarta, Selasa (31/5/2016).
Setelahnya, Tirta memperoleh undangan untuk hadir di acara asosiasi atau komunitas sepatu se-Asia Pasifik. Acara tersebut berupa pameran sepatu dan jasa Shoes anda Care mewakili Indonesia di Singapura. Di Singapura itulah kemudian Tirta bertemu Jans Abdullah.
Jans inilah yang menjadi jalan Tirta membuka cabang Shoes and Care di Negeri Singa. "Tapi di sana sifatnya lebih ke edukasi dan menjual produknya," kata dia.
Tirta menerapkan sistem bagi hasil. Ia tak ingin memakai sistem waralaba yang menurutnya sangat merugikan. Sistem bagi keuntungan itu pula yang dipraktekkan Tirta untuk Shoes and Care di dalam negeri.
Tirta tak pernah menyebut rekan-rekannya yang di Shoes and Care sebagai pegawai. "Saya enggak pernah menyebut tim saya pegawai karena kita berkerja secara tim," ungkap Tirta yang kini punya 82 anggota tim.
Latar belakang tim yang mendukung Shoes and Care juga beragam. Dari sebagian besar lulusan SMA dan SMK ada lulusan SD. "Saya hanya ingin mengajak orang yang mau dan niat bekerja," pungkasnya.
(SAN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar