Sebuah pekerjaan penuh resiko yang biasanya didominasi oleh pria. Namun, tanggung jawab dan kasih sayanglah yang membuat Kartini rela melakukan pekerjaan itu demi keluarga dan masyarakat. Kartini tidak ingin warga di lingkungannya merasakan bala atau bencana karena perbuatan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Setiap pukul 00.00, Kartini berpatroli dengan hanya ditemani pemukul dari besi yang selalu dibawanya. Tugas ini telah ia jalani sejak 5 tahun lalu setelah mendapat izin dari ketua RT.
Selama menjalankan tugasnya, Kartini pernah menggagalkan pencurian di sebuah sekolah di desa, melerai perkelahian warga dan menjadi saksi kunci peristiwa pembunuhan. Pekerjaan ini bukannya tanpa resiko, berbagai cibiran dari tetangga dan kerabat, serta godaan narkoba juga sering mengiringi perjalanannya.
Tawaran untuk menjadi pengedar narkoba sering menghampiri Kartini. Namun dia menolak dan memilih rezeki halal dari kerja kerasnya sebagai penjaga malam dan tukang sayur.
"Saya takut dosa, biarlah kami begini. Walau orang kecil kami senang, bisa kumpul bersama keluarga, berusaha dari yang halal, tenang tidurnya, kalau kita mati apa yang dibawa, yang penting kebaikan," tuturnya.
Tidak hanya itu, Kartini terkadang juga menghadapi kendala lain. Antara lain seperti preman yang mabuk-mabukan, membawa pisau dan memarahinya, sampai bertemu hewan buas seperti ular. Namun ia menanggapinya secara baik, rela berkorban demi terhindarnya lingkungan sekitar dari bala bencana dan juga demi keluarga.
"Namanya kita orang tua, apa boleh buat? Suami tidak berdaya, sudah tua. Kasihan saya dengan anak-anak saya, masih muda malah menderita. Saya tidak mau terjadi apa-apa dengan anak-anak saya, biarkan saya berkorban, supaya anak selamat, warga selamat, saya ikhlas dunia akhirat," ungkapnya.
Dengan kondisi suami yang sudah tua dan tidak berdaya, Kartini ikhlas membantu rumah tangganya, sembari membantu mengamankan lingkungannya. Walaupun tubuh rentanya terkadang merasakan letih, namun ia merasa tenang karena ada Allah SWT.
"Biarlah Allah yang tahu, cukup batin dan hati saya saja. Kalau saya memikirkan penderitaan saya ke anak-anak saya, nanti malah nambah pikiran mereka, saya gak mau," tuturnya.
Dalam salatnya, Kartini berdoa agar dipanjangkan umur serta disehatkan badannya. Ia juga berharap agar cucu-cucunya kelak menjadi anak yang pintar di sekolah dan pintar mengaji.
Ketika ditanya tentang khayalan, Kartini berkata ia sangat ingin jalan-jalan yang jauh, dan pergi umroh. Serta makan makanan yang enak bersama keluarga.
"Pengen umroh, mau berdoa sama Allah, diberi rejeki, bersyukur, mana kita tahu," pungkasnya.
Saksikan kisah selengkapnya di Kain Ihram yang tayang setiap Sabtu dan Ahad pukul 06.45 WIB di Trans7.
(ega/ega)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar