ABK NAHAS: Jenazah Catur Prasetyo berada di kamar mayat RSUD Sukamara. (FOTO: RINDUWAN/RADAR SAMPIT)
PANGKALAN BUN - Sosok mayat laki-laki yang terdampar di Pantai Lunci, Desa Damar, Kecamatan Pantai Lunci, Kabupaten Sukamara, dipastikan salah satu ABK Dolphin Nusantara I yang tenggelam beberapa waktu lalu. Korban bernama Catur Prasetyo (34) itu ditemukan setelah istri korban, Nurul Sukowati, tabur bunga pada Sabtu (25/6) lalu.
Setelah ditemukan nelayan Sukamara, korban sempat dibawa ke RSUD Sukamara. Komandan Pos TNI AL dan keluarga korban ikut melihat sekaligus memastikan mayat laki-laki yang terdampar di pantai. Setelah memastikan benar korban adalah ABK dari Dolphin Nusnatara I, jenazah langsung dibawa ke RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Setibanya di rumah sakit pukul 05.00 WIB, langsung ditangani oleh petugas serta dipetikan untuk dikirim ke Jawa menggunakan pesawat.
Nurul Sukowati yang merupakan istri korban juga tampak tegar. Dirinya ditemani saudaranya menunggu di depan kamar jenazah hingga berjam-jam.
Sesekali perempuan yang berprofesi sebagai guru di Magelang Jawa Tengah ini mengambil air wudhu dan menunaikan salat. "Saya sudah ikhlas kalau ternyata mayat yang ditemukan adalah suami saya. Rasa sedih itu pasti, tapi senang karena bisa ditemukan," kata Nurul Sukowati, Minggu (26/6) pagi.
Saat dikabari adanya mayat, dirinya yakin itu suaminya. Baju dan celana juga bisa dikenali. Sementara bentuk muka sudah tidak bisa dikenali lagi.
Dirinya bersyukur jasad suaminya ditemukan pada Minggu pukul 13.30 WIB oleh nelayan Sukamara. Dihari yang sama juga dirinya melakukan doa dan tabur bunga di laut. "Saya siangnya di laut untuk berdoa. Bahkan saya juga berkata "Mas aku bojomu wes teko nang laut Kalimantan. Ndang gage muncul ben seng nang omah ayem. (Mas, saya istrimu sudah datang ke laut Kalimantan. Cepet muncul biar yang di rumah bisa tenang). Dan ternyata doa itu didengar dan bisa muncul meski jauh dari Pangkalan Bun," terangnya.
Dirinya merasa tidak sia-sia datang ke Kalimantan. "Mungkin itu menunggu saya untuk bisa datang ke Kalimantan dan benar ditemukan hanya beda dua jam setelah saya melakukan tabur bunga dan doa," ceritanya.
Namun, lanjut Nurul, sudah menjadi naluri seorang istri ketika suaminya hendak meninggalkan dirinya juga ada hal yang jelek. "Perasaan saya enggak enak waktu Kamis (16/6). Saat itu telepon, padahal berangkat melautnya pada Jumat (17/6). Karena kalau sudah di laut enggak ada sinyal," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar