Kamis, 28 Juli 2016

'3 Srikandi', Kisah Feminisme dalam Balutan Nasionalisme

Jakarta - Rumah produksi Multivision Plus 'mengulang' momen bersejarah tentang tiga sosok atlet panah wanita yang sempat membawa nama Indonesia harum di ajang Olimpiade di tahun 1988. Sejarah itu diramu dan diangkat ke layar lebar dalam film berjudul '3 Srikandi'.

Tiga bintangnya, Bunga Citra Lestari, Tara Basro, dan Chelsea Islan didapuk memerankan ketiga atlet itu yang bernama Nur Fitriyana, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani.

Sebagian menilai, '3 Srikandi' secara keseluruhan menyuguhkan kisah nasionalisme. Namun nyatanya, film garapan Iman Brotoseno ini tak hanya tentang itu.

Setidaknya ada hal lain yang dipandang oleh dua pemerannya yakni BCL dan Chelsea Islan. Apa itu?

"Buat aku unsur feminisnya tinggi sekali karena mengangkat woman empowerment juga. Perempuan yang berjuang buat negara sampai memenangkan medali," ujar Chelsea Islan, kala berbincang belum lama ini.

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Bunga Citra Lestari. Mengetahui sejarah tentang keberhasilan Indonesia di Olimpiade Seoul 1988, pemeran sosok Nur Fitriyana ini mengatakan kala itu tiga sosok atlet perempuan tersebut memang menjadi kejutan membanggakan di hadapan dunia lewat olahraga panahan.

"Dibilang feminisme ya iya karena di tahun itu sebuah gebrakan juga," timpal BCL saat berbincang di kesempatan yang sama dengan Chelsea Islan.

Meski begitu, '3 Srikandi' menawarkan beragam kisah dalam filmnya. BCL menambahkan, film perdana yang ia bintangi setelah 'Habibie & Ainun' ini membawa banyak pesan moral tentang cinta negara sendiri tanpa ada pesan menggurui.

Dalam filmnya, momen membanggakan itu disorot lewat adegan euforia dari kemenangan yang diraih Nur Fitriyana, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani saat mereka dinyatakan meraih medali perak di kategori olahraga memanah.

"Aku rasa tiap orang yang nonton akan dapat persepsi berbeda-beda. Orang yang senang olahraga mungkin akan dapat inspirasi dan semangatnya, orang yang suka drama pun ada. Film ini punya daya tarik, tidak mengajarkan," pungkas BCL.

(doc/doc)

Photo Gallery

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search