Rabu, 20 Juli 2016

Independiente Del Valle Kisah 'Cinderella' Dari Amerika Latin

Tim Ekuador memburu titel juara Piala Libertadores dan mengintip kemungkinan bentrok dengan Real Madird di Piala Dunia Antarklub.


GOALOLEH    GUNAWAN WIDYANTARA     Ikuti di twitter

Tahun ini benar-benar penuh kejutan dan kebanyakan orang pasti menyebut Leicester City sebagai kisah paling heboh usai the Foxes merajai sepakbola Inggris dengan cara fenomenal.

Ketika bulan bergulir ke Juni dan Juli, giliran Islandia yang mencuri perhatian dunia setelah lolos ke babak perempat-final Euro 2016 termasuk keberhasilan menumbangkan Inggris.

Akan tetapi cerita 'Cinderella' ini tidak hanya milik pasukan Claudio Ranieri dan tepukan ala pejuang Reykjavik saja karna Independiente del Valle sekarang di ambang juara Copa Libertadores.


SIMAK JUGA
Taktik Mourinho Bocor, Ada Nama Pogba?
Man City Gelontorkan £50 Juta Untuk Bonucci
Banding Juve Soal Calciopoli Belum Temui Putusan Akhir

Jangankan kita di Asia atau mereka yang di Eropa, di Amerika Latin sendiri tidak banyak yang mengenal tim asal Ekuador ini tetapi sekarang mereka hanya terpaut dua pertandingan untuk menuntaskan dongeng indah lainnya.

Menghadapi Atletico Nacional, Independiente tidak akan bermain di kandang 'tradisional' mereka karena Estadio Ruminahui hanya sanggup menampung 7.500 penonton. Sebelum musim ini bergulir, stadion kecil ini lebih sering kosong. Tetapi pertengahan pekan ini mereka bakal bertarung di Atahualpa Stadium, stadion dengan kapasitas lebih dari 40.000 penonton hingga bisa juga menampung ribuan fans Nacional yang berangkat dari Medelin untuk memberikan dukungan pada tim kesayangannya.

Tim asal Kolombia itu dihuni sejumlah bakat jempolan seperti Marlos Moreno, Macnelly Torres dan gelandang Venezuela Alejandro Guerra hingga menjadikan mereka favorit juara, tetapi mereka harus waspada karena favorit lainnya seperti juara bertahan River Plate, raksasa Argentina Boca Juniors dan klub elit Meksiko Pumas, tumbang di hadapan Idependiente. Satu lagi kejutan di babak final? Bukan hal mustahil.

Independente berharap ketinggian stadion yang terletak di Quito tersebut menguntungkan mereka. Bukan tanpa alasan, Atahua berada di ketinggian nyaris 3.000 meter di atas permukaan laut.

Independiete memenangkan lima dari enam pertandingan yang digelar di ibu kota Ekuador tersebut musim ini. Mereka gemar menyakiti lawan dalam 90 menit pertandingan memanfaatkan kekuatan fisik untuk mengalahkan kelebihan teknik lawan.

Dimanfaatkannya elemen seperti ini bukan hal baru di sepakbola Amerika Latin. Independiente selalu gemilang di daerah yang bukan habitatnya. Setelah tertinggal 1-0 dari Boca di Bombanera awal pekan lalu, nasib tim Ekuador ini sepertinya berada di ujung tanduk.

Untuk meneruskan dongeng indah, mereka tidak lelah berlari, menekan dan membuat tim tuan rumah tak nyaman hingga sederet kesalahan yang dilakukan lawan membuat tim ini mencatat kemenangan 3-2 di Buenos Aires. Bahkan Carlos Tevez tidak sanggup berbuat apa-apa, tim asal Ekuador secara efektif menjinakkan sang penyerang dengan cara yang lebih baik dari pertahanan tim-tim Eropa.

Independiente tidak sekadar diuntungkan oleh kondisi lapangan. Sebelum babak 16 besar lawan River Plate, Quito dan sejumlah area Ekuador lainnya diguncang gempa mematikan. Efek dari bencana alam ini masih terasa.

Ketika bencana terjadi Independiente sedang disibukkan mempersiapkan diri menghadapi pertandingan terbesar dalam sejarah klub tetapi tetap meluangkan waktu untuk memperlihatkan sikap positif: Mereka menggelar pertandingan ditujukan untuk semua fans di Quito, menjual jersey hingga pernak-pernik klub dan semua dana yang terkumpul didonasikan untuk korban bencana.

"Kita semua sadar, Independiente del Valle mungkin tidak memiliki fans yang bisa memenuhi Atahualpa tetapi kami meminta semua fans setiap tim di Ekuador untuk memadati stadion," ujar presiden Santiago Morales.

"Kami ingin melihat fans dari 24 klub Ekuador datang, kami ingin mereka memiliki sektor sendiri di stadion hingga kami bisa dengan jelas melihat mereka. Mereka boleh datang dengan jersey tim sendiri dan memperlakukan pertandingan layaknya sebuah pesta - biarkan fans memandang pertandingan ini sebagai bagian dari amal untuk para korban bencana."

Pada sebuah laga sarat emosi, Independiente sukses menenggelamkan River dengan aksi istimewa dari Librado Azcona. Kiper asal Paraguay ini secara total telah melakukan 52 penyelamatan di bawah mistar gawang, terbanyak di antara kiper lainnya di kompetisi. Andai bukan karena kemampuan istimewanya, mimpi Independiente mungkin sudah musnah beberapa waktu lalu.

Jatuh ke pelukan Independiente del Valle pada 2010, pemain berusia 32 sudah mencatat hampir 300 pertandingan untuk klub. Dengan sederet aksi impresif, Ekuador tidak ragu untuk memanggilnya ke tim nasional setelah sang penjaga gawang mendapatkan kewarganegaraan keduanya.

Setelah mengantarkan tim menang 2-0 di kandang sendiri, Azcona mencatat 11 penyelamatan krusial di Monumental, kandang River untuk mencegah kekalahan lebih dari 1-0 di leg kedua pertandingan. Aksi gemilang ini berlanjut di adu penalti lawan Pumas pada babak perempat-final dan barisan serangan Boca ikut dibuat frustrasi oleh kiper veteran ini.

Meski berhasil mencatat sejumlah kejutan, Independiente del Valle tidak banyak berharap. Nacional tampil apik menghadapi rintangan keras dari Sao Paulo untuk melangkah ke final hingga sekarang tim Kolombia ini dianggap sebagai yang terkuat Amerika Selatan. Lebih jauh lagi, ketinggian Quito seharusnya bukan masalah bagi mereka, tidak seperti untuk tim Brasil dan Argentina karena Medelin berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut sementara ibu kota Kolombia Bogota 2.640 meter.

Namun segala logika yang baru saja disuguhkan dipastikan tidak akan mengintimidasi tim Ekuador untuk mewujudkan dongeng indah dengan merangkai kemenangan melalui dua leg pertandingan.

Cerita luar biasa yang berhasil dirangkai Leicester dan Islandia mungkin bisa dilewati oleh duel sejati David vs. Goliath ini dan Real Madrid harus berhati-hati di Piala Dunia Antarklub Desember mendatang.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search