
LESTARIKAN BUDAYA: Erson (tengah berdiri), bersama anak didiknya di sanggar tari, usai menggelar latihan, Sabtu (16/7).
Banyak sanggar tari berdiri di Kabupaten Berau. Salah satunya Lapau Kreasi Seni Tradisi Bulu Pattung. Sanggar tari yang menjadi langganan pemerintah daerah saat menggelar acara-acara besar, maupun saat menyambut tamu-tamu nasional.
ARJUNA MAWARDI, Tanjung Redeb
Seiring dengan kemajuan teknologi, diiringi masuknya budaya barat ke Indonesia, termasuk ke Bumi Batiwakkal – sebutan Kabupaten Berau –, ikut mengikis kepedulian generasi muda untuk melestarikan adat budayadaerah.
Dari situlah, banyak masyarakat yang peduli akan pentingnya adat budaya, kemudian mendirikan suatu wadah untuk menjaga agar kebudayaan tradisional tertap terjaga.
Salah satunya Erson Sutanto. Pria kelahiran 1982 ini, bersama kerabatnya Surianti membentuk sebuah sanggar tari di Bumi Batiwakkal.
"Karena semakin lama kesenian yang ada di Kabupaten Berau ini semakin menghilang. Maka dari itu, saya bersama rekan saya mendirikan suatu sanggar tari ini hingga sekarang," katanya kepada Berau Post, Sabtu (16/7).
Sebelum terbentuknya sanggar tari ini, Erson memang berkecimpung di dunia senia tari. Tepatnya saat dirinya masih duduk di kelas empat sekolah dasar. Ketika dirinya masuk sekolah menengah pertama, Erson sempat vakum di dunia seni tari tradisional.
"Ketika masuk SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), saya kembali menekuni seni. Tetapi pada saat itu, saya mencoba seni musik dan mendirikan band musik bersama teman sekolah yang diberi nama, Sanggam Band," ujarnya.
Lanjut pria yang juga staf di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau ini, setelah mendirikan band, selanjutnya pada tahun 2000, dirinya bergabung dalam tim seni yang didirikan Disbudpar pada saat itu. Untuk menyambut kedatangan Menteri Pariwisata Indonesia kala itu.
Jumlah anggotanya hanya empat orang saat itu. Selepas penyambutan Menteri Pariwisata, anggota seni tersebut berkumpul untuk membicarakan bagaimana agar tradisi yang baru saja dibawakan mereka bisa tetap terjaga.
"Saya bersama rekan saya memcoba berkumpul kembali untuk membicarakan kelompok seni tersebut, terutama untuk mencari regenerasinya untuk masa yang akan datang," paparnya.
Sekarang, lanjut Erson, sanggar tari yang didirikannya memiliki 78 anggota. Semuanya lebih muda dibanding generasinya.
Dijelaskannya, menekuni seni tari, bukan sekadar gerak tubuh saja yang diajarkan, tetapi dapat bertanggungjawab kepada seni dan memberikan pengetahuan tentang seni budaya daerah kepada orang lain.
"Jadi mereka tidak hanya diajarkan menari saja. Tetapi mereka diajarkan mengenai materi seni budaya tradisional juga. Supaya ilmu yang didapat bisa dibagikan ke orang lain juga," tandasnya. (*/udi)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
Recommended article from FiveFilters.org: Most Labour MPs in the UK Are Revolting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar