Sabtu, 30 Juli 2016

Kisah Rohaniawan yang Dampingi Terpidana Mati sebelum Eksekusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karina, seorang rohaniawan yang telah mendampingi sejumlah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Jawa Tengah, menceritakan pengalamannya selama 14 tahun melayani di Nusakambangan.

Rina, panggilan akrabnya, merasa telah memiliki sebuah ikatan terhadap seluruh narapidana di Lapas Nusakambangan meski tidak memiliki hubungan darah. Diceritakan Rina, selama melayani di Nusakambangan, banyak narapidana yang curhat kepadanya tentang eksekusi mati yang akan mereka hadapi.

Banyak yang bercerita, menjadi seorang narapidana yang akan dieksekusi mati merupakan beban yang sangat berat bagi mereka. Terlebih bagi narapidana yang telah menyandang status itu selama belasan tahun.

"Mereka panggil saya mommy, 'Mom, kita itu kalau mau jujur tidak ada ketakutan yang melebihi ketakutan kami, tidak ada kesedihan yang melebihi kesedihan kami.' Mereka punya beban mental," ujar Rina di Rumah Duka St Carolus, Jakarta Pusat, Jumat (29/7/2016).

Rina menjelaskan kalau tidak semua narapidana diterima oleh keluargnya. Banyak juga dari mereka yang dibuang oleh keluarga mereka.

Alasannya bermacam-macam, kata Rina, bisa jadi karena alasan malu atau faktor lainnya. Namun sebagian narapidana juga memang sengaja untuk tidak memberitahu keluarganya tentang kasus yang menimpa mereka.

"Banyak yang bilang kalau mereka lagi di luar negeri, intinya enggak mau nyusahin keluarganya," kata Rina.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search