Rabu, 20 Juli 2016

Kisah Santoso, dari Penjual Buku Keliling Jadi Teroris Paling Dicari

MerahPutih Nasional - Tim Satuan Tugas (Satgas) Tinombala berhasil menembak mati pimpinan Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso dalam baku tembak di Poso, Sulawesi Tengah. Sosok Santoso dan sepak terjangnya menyita perhatian publik. Siapakah Santoso sebenarnya?

Santoso, alias Abu Wardah, diketahui sebagai tokoh yang diduga terlibat dalam sejumlah aksi penyerangan dan terorisme di Poso. Selain di Poso, Santoso diduga memiliki kaitan dengan sejumlah aksi terorisme di Solo, Bogor, Depok, hingga Tambora.

Sebelumnya, tidak ada yang pernah menyangka Santoso akan menjadi pemimpin gerakan terorisme di sejumlah daerah. Bahkan masyarakat di Dusun Bakti Agung, Desa Tambarana Trans, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, yang menjadi tempat tinggal Santoso dan keluarganya tidak percaya bahwa Santoso yang mencari nafkah dengan berjualan buku keliling, sayur, buah-buahan dan terkadang menjadi buruh bangunan, bisa menjadi pemimpin aksi teror.

Nama Santoso mencuat setelah mendalangi peristiwa penembakan anggota polisi di kantor Bank BCA, Palu, pada 25 Mei 2011. Santoso direkrut oleh Ustaz Yasin, yang pada saat itu tengah merintis pendirian Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) di Poso. Pada Februari 2012, Santoso diangkat menjadi Qoid (ketua) bidang Asykari JAT wilayah Poso, karena Santoso saat itu masih memiliki dan menyimpan senjata api serta amunisi.

Pada akhir 2012 atau awal tahun 2013, Santoso bersama Daeng Koro mendeklarasikan berdirinya Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Sejak itu mereka melakukan perekrutan dan pelatihan militer (tadrib asykari) yang dilaksanakan beberapa kali di wilayah Pegunungan Biru, Poso Pesisir.

Santoso kemudian memimpin sejumlah pelatihan militer (tadrib asykari) yang dilaksanakan beberapa kali di Pegunungan Biru, Poso Pesisir Kabupaten Poso dan di pegunungan Malino Kecamatan Soyojaya, Kabupaten Morowali. Para pesertanya berasal dari warga Poso, Morowali, Jawa, Kalimantan, Sumatera dan NTB.

Sejak Januari tahun ini Satgas Tinombala gabungan TNI dan Polri berhasil mengepung Santoso alias Abu Wardah dan kelompoknya di Pegunungan Biru, Poso, Sulawesi Tengah. Satgas Tinombala juga berhasil memutus komunikasi antara Santoso dan kelompoknya dengan para simpatisan dan keluarganya. Karena semakin terdesak, beberapa orang pengikut Santoso pun akhirnya memilih turun gunung dan menyerah, sehingga kekuatan kelompok Santoso semakin melemah.

Tim Satgas Tinombala akhirnya berhasil membuat kelompok Santoso, yang terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan  terpojok. Tim Satgas Tinombala terlibat kontak senjata dengan kelompok Santoso pada Senin (18/7) sore sekira pukul 17:00 WITA, di titik koordinat UTM : 20.27_6511. Sekitar 60 kilometer dari Poso, tepatnya berada di Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulawesi Tengah.

Santoso dan Mukhtar tewas diterjang timah panas sementara tiga lainnya, satu laki-laki dan dua perempuan menjadi DPO aparat keamanan.  

BACA JUGA:

  1. Teroris yang Tewas Dipastikan Santoso dan Mukhtar, Bukan Basri
  2. Kapolri Yakin Jenazah Teroris Poso, Santoso dan Basri
  3. Densus 88 Turun Tangan Terkait Ancaman Teroris Santoso
  4. Jenazah Pria Mirip Santoso Dibawa ke RS Bhayangkara untuk Identifikasi
  5. Baku Tembak Dengan Polisi, Diduga Santoso Tewas
(MP/luh)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search