
BERITA TERKAIT
-
Ini Daftar Korban Kapal Tenggelam di Penyengat
-
Kapal Tenggelam di Penyengat, Calon Pengantin Ikut Jadi Korban
-
Hadapi Prosesi Pernikahan, Calon Pengantin Kerap Abaikan Biaya Ini
-
Biadab, Calon Pengantin Pria Disekap Lalu Si Wanita Diperkosa
JawaPos.com - Tragedi tenggelamnya kapal pompong di perairan Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Minggu (21/8) pagi begitu memilukan. 14 Orang dinyatakan tewas dan satu masih hilang dalam kejadian itu. Bahkan yang bikin miris, dua di antara korban tewas adalah pasangan calon pengantin yang tak lama lagi menyatakan janji sehidup semati.
Pasangan itu adalah Hesti Susilawati dan Muslichudin. Berdasarkan informasi yang dihimpun Batam Pos (Jawa Pos Group), saat kejadian, Hesti naik kapal pompong itu bersama kerabatnya yang lain. Mereka adalah Mustam, Saniati, Wiwid Sugiarto, dan Fitara Ningrum. Subagyo, sang ayah juga ikut dalam rombongan.
Hesti beserta keluarganya dan Muslichudin memang hendak berwisata dari Tanjungpinang ke Pulau Penyengat sebelum menggelar resepsi pernikahan pada 8 September 2016 mendatang.
Namun nasib berkata lain, maut menjemput keduanya sebelum melangsungkan pernikahan di Lorong Buru, Kota Tanjungpinang.
Sejatinya, sebelum pompong berangkat beberapa penumpang menanyakan kondisi laut kepada penjual tiket. "Apakah laut tenang atau tidak? Sebab, kami lihat langit sudah gelap," tutur Resti Rindasari, 26, korban selamat yang dirawat di RSUD Kota Tanjungpinang, kemarin.
Pompong berukuran panjang 7 meter dan lebar 1,5 meter itu akhirnya berangkat meninggalkan dermaga Pelantar Penyengat. Di tengah perjalanan, cuaca memburuk. Langit yang awalnya mendung tebal langsung mengguyurkan hujan deras dengan disertai angin kencang. Tekong (pengemudi) pompong, Said Umarullah, pun menurunkan terpal sebelah kanan agar penumpang tidak basah. Keadaan makin mencekam. Mesin tempel pompong tiba-tiba mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar