Rabu, 10 Agustus 2016

Kisah Sekolah di Daerah yang Rusak Parah, Murid Satu, Mirip Kandang Kambing

BERITA TERKAIT

  • Sekolah di Jakarta Saja tak Sanggup Full Day School

  • 6 Alasan KPAI Tidak Setuju Wacana Full Day School

  • Full Day School Jadi Solusi, Ini Catatan LPAI

  • Sophia Latjuba Sindir Menteri Pendidikan

Banyak yang menyebut rencana Mendikbud Muhajir Effendy mencanangkan program full day school masih jauh panggang dari api. Jangankan siswa menuntut ilmu seharian, banyak sekolah yang justru kondisinya rusak parah dan benar-benar memprihatinkan. 

JIAH melangkah perlahan menyusuri jalanan berdebu menuju sekolahnya. Dia menutup matanya dengan tangan untuk menghindari terpaan matahari pagi yang mulai hangat Hawa panas begitu cepat terasa menelan kesejukan pagi di Desa Sumber Rejeki, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. 

Guru di SDN Juai itu mengenang saat pertama mengajar di sekolah tersebut pada 1995. "Dulu di sini sangat sejuk," katanya. 

Tapi, kini kondisi ekologi di desa itu telah jauh berubah. Itu menyusul adanya aktivitas pertambangan batu bara di sekitar sekolah. "Kian tahun terik matahari terasa semakin panas dan udara sekitar yang dipenuhi debu kurang baik untuk kesehatan siswa maupun guru," ungkapnya. 

Kondisi tersebut membuat aktivitas belajar- mengajar menjadi tidak nyaman. Semua seakan mengerti bahwa sekolah itu tidak akan berumur lama. Ujung-ujungnya, mereka merasa sekolah akan menemui nasib sebagaimana beberapa sekolah lain di Kabupaten Balangan. Sekolah tutup karena para siswa pindah ke sekolah yang lebih aman. 

Jiah berharap, kalau sekolahnya harus ditutup, semua siswa difasilitasi dengan sebaik-baiknya. Termasuk akses untuk menuju sekolah yang baru supaya tidak ada yang putus sekolah. Kekhawatirannya sangat beralasan karena penutupan sekolah gara-gara aktivitas tambang menjadi sesuatu yang "biasa" di Balangan. 

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search