
INDDIT.com – Abdul Ghani (38) pria yang pernah menjadi orang kepercayaan Dimas Kanjeng. Abdul ditemukan telah tewas pada April 2016 lalu di Wonogiri.
Abdul Ghani adalah salah satu pendiri Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi pada tahun 2007 lalu. Dia sebelumnya adalah teman dekat Dimas Kanjeng, memiliki peran besar dalam membesarkan padepokan terutama dalam hal menarik pengikut baru.
"Dalam padepokan itu, suami saya sebagai ketua Kesultanan. Dengan Kanjeng sudah seperti saudara," ujar istri Abdul Ghani, Erwin Hariyati (23), Kamis (29/9/2016), seperti dilansir oleh Detik.
Erwin mengaku beberapa kali berkunjung ke padepokan bersama Abdul Ghani dan sempat bertemu dengan Dimas Kanjeng.
"Sempat ketemu Kanjeng. Baik ke saya dan orangnya berwibawa. Tapi setelah mendapat cerita dari suami kok ya kayak iblis," kata Erwin.
Erwin menuturkan sebelum meninggal Abdul pamit mau ke rumah Kanjeng. Itulah hari terakhir Erwin bertemu dengan suaminya.
Abdul pamit mau pulang ke Probolinggo memenuhi panggilan Dimas Kanjeng Taat Pribadi pada tanggal 13 April 2016. Erwin mengatakan Abdul hendak menagih uang sebesar Rp 20 milyar sesuai yang dijanjikan Dimas Kanjeng.
"Saat itu suami saya berangkat sendiri pas tengah malam. Masih sempat kontak sekitar jam 4 subuh. Habis itu sudah tidak ada kontak lagi. Makanya saya yakin yang bunuh suami saya itu Kanjeng," ujar Erwin.
Erwin mengaku telah menceritakan saat-saat terakhir suaminya sampai di temukan tewas kepada polisi dari Wonogiri.
"Saya waktu itu bingung sempat tak sadarkan diri setelah dikabarkan suami saya dibunuh. Dan sudah saya ceritakan ke polisi Wonogiri itu," kata Erwin.
Erwin menceritakan suaminya sudah tidak ingin berhubungan dengan Dimas Kanjeng. Abdul Ghani mengutarakan niatnya keluar dari padepokan kepada Erwin.
"Suami saya sudah sadar. Dia tak ingin ada korban lagi. Banyak penipuan-penipuan yang dilakukan di padepokan itu. Makanya dia ingin lepas. Tapi karena suami saya itu yang tahu borok Kanjeng makanya dibunuh. Kanjeng tak mau bisnisnya hancur gara-gara suami saya," ungkap Erwin.
Menurut Erwin, niat Abdul benar-benar sudah bulat, bahkan suaminya itu telah melaporkan praktik penipuan Dimas Kanjeng kepada Mabes Polri.
Abdul merasa jiwanya terancam dan mengatakan kepada Erwin perihal pembunuhan Ismail – bekas pengikut Kanjeng – yang hingga saat itu belum terungkap. Abdul mencurigai adanya peran Dimas Kanjeng dalam menutupi kasus pembunuhan Ismail.
"Suami saya sudah sering bolak-balik ke Jakarta (Mabes Polri) melaporkan Kanjeng. Ancaman dibunuh itu sudah sering diterima. Makanya kita pindah ke Banyuwangi. Tapi suami saya masih sering bolak-balik ke Probolinggo," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar