
ORANG bilang, cinta harus diperjuangkan. Bahkan jika itu menimbulkan krisis diplomatik antara dua negara.
Inilah yang dialami Mantan Presiden Botswana Sir Seretse Khama. Cintanya pada wanita Inggris, Ruth Williams, membuat ia harus menghadapi berbagai tantangan dan kemarahan dari kaumnya.
BERITA REKOMENDASI
Seretse adalah pangeran dari daerah pendudukan Inggris, Bechuanaland. Di usia 27 tahun, lulusan Oxford University itu menikahi Ruth - yang kala itu berusia 24 tahun - pada 1948. Saat menikah, Ruth bekerja sebagai juru tulis di perusahaan asuransi Lloyd.
Pernikahan mereka ditentang keras oleh orangtua Ruth dan keluarga Seretse. Pasalnya, Seretse - yang merupakan calon pemimpin Suku Bamangwato - sebenarnya dikirim ke Inggris oleh pamannya Tshekedi Khama, untuk belajar ilmu hukum. Calon pengantin perempuan dari sukunya telah menanti saat Seretse pulang dan menamatkan pendidikannya.
Demi menentang pernikahan dua insan beda bangsa ini, Pemerintah Inggris dan sang paman bersatu mendesak Seretse memilih di antara dua opsi; Seretse dipaksa menceraikan Ruth, atau keluar dari sukunya dan meninggalkan tanah airnya. Kedua sejoli itu diasingkan karena mempertahankan dan memperjuangkan cintanya.
Dilansir Daily Mail, Jumat (4/11/2016), Ruth merupakan wanita kelahiran Blackheath, di tenggara London. Ayahnya merupakan mantan tentara yang kemudian bekerja di bidang perdagangan teh.
Ruth menyukai musik jazz, begitu juga Seretse. Mereka bertemu ketika saudara perempuan Ruth, Muriel, mengajaknya ke pesta dansa besutan London Missionary Society pada 1947. Di pesta inilah Seretse mengajak Ruth berdansa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar