Liburan panjang telah tiba. Mayoritas tim Serie A bahkan sudah menyelesaikan pekan ke-18. Juventus yang masih menyimpan satu pertandingan pun sudah memastikan menjadi juara paruh musim. Terlepas kegagalan mengangkat trofi Super Coppa, seperti La Vecchia Signora masih terlalu sulit untuk dihentikan. Tak seperti di Premier League yang menjadikan momen natal dengan gelaran boxing day, Serie A lebih khusyuk dengan libur panjang hingga 8 Januari tahun depan.
Bicara natal, mantan pelatih Internazionale yang kini ini menjadi manajer Manchester United memiliki kisah menarik. Jika bagi semua orang momen natal adalah momen berbagi kebahagiaan, tidak bagi Felix Mourinho. Jauh kembali ke tahun 1974, kala semua anggota keluarga Felix sedang berkumpul menikmati malam natal, telepon berbunyi. Sesuatu yang lumrah jika semua orang saling mengucapkan natal. Dan telepon kali ini datang dari presiden Rio Ave, klub dimana Felix meneruskan karir pasca gantung sarung tangan. Anda tentu akan kesulitan mendapatkan catatan bahwa pasca pensiun sebagai penjaga gawang Belenenses, Felix langsung bergabung dengan Rio Ave.
Luciano Wernicke, penulis buku "Historias insolitas del futbol" mengisahkan pada malam itu alih-alih menjadi malam yang indah bagi keluarga Mourinho, telepon dari sang presiden justru mengabarkan pemecatannya. Dan Jose kecil yang masih berusia 13 tahun ikut merasakan pahitnya malam natal tersebut.
Dalam perjalanan karirnya, sang ayah memasukkan Mourinho ke Rio Ave dengan posisi berbeda sebagai gelandang. Dan seperti sudah kita ketahui, meski karir sebagai pemain tak berjalan mulus, jauh dari Felix yang memiliki caps internasional, Jose memenangkan trofi di empat liga yang berbeda. Belum lagi dua gelar elit Eropa.
"Aku tahu semua tentang naik dan turunnya dalam sepakbola. Aku pun tahu aku akan dipecat suatu hari nanti," ucap Jose dalam sebuah wawancara. "Setidaknya, "kado" natal tahun 1974 memberikan Mourinho pelajaran berharga dalam melatih dan tidak menyia-nyiakannya," tutup sang penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar