
TRIBUNNEWS.COM - Di balik nama besar Batalyon Infanteri (Yonif) Para Raider-305/'Tengkorak', terdapat sebuah kisah heroik nan mambanggakan dari 'Tim Sadelor' yang dipimpin Serda Paidjan saat menjalankan Operasi di Timor-Timur.
Nama 'Sadelor' merupakan akronim dari 'Satuan Delapan Orang', dan keberhasilan tim ini menjalankan tugas mampu menginspirasi prajurit-prajurit lainnya di satuannya, Yonif Para Raider-305.
Alkisah, bermula saat Paidjan lulus pendidikan Sekolah Calon Bintara (Secaba) Kilat Infanteri Kostrad (Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat) pada tahun 1987.
Saat itu, banyak yang meremehkan prajurit-prajurit yang lulus dari Secaba yang disebut 'Secaba Timun' ini.
Merasa tertantang, Paidjan kemudian bertekad untuk membuktikan bahwa apa yang dikatakan orang-orang yang meremehkan lulusan Secaba adalah sebuah pandangan yang salah.
Beberapa bulan kemudian Yonif Para Raider-305/Tengkorak mendapat perintah untuk melancarkan Operasi di Timor-Timur, dan Paidjan.
Saat itu Batalyon ini dikomandani oleh Letkol Inf. Amir Abdul Kadir dan Mayor Inf. Adam Damiri sebagai Wakilnya.
Saat melaksanakan latihan pra-tugas, terbersit di pikiran Paidjan untuk mewujudkan tekadnya, membuktikan bahwa lulusan Secaba angkatannya bukan Secaba Timun. Namun ia pun tak sendiri, Paidjan dibantu oleh beberapa orang rekannya.
Muncul ide untuk membentuk satuan kecil yang andal untuk menjadi tim pemukul Batalyon Tengkorak dalam melaksanakan Operasi tersebut, walaupun pada saat itu Batalyon ini telah membentuk tim khusus yang dipimpin Kapten Inf. Joko Setiono dengan nama 'Tengkorak'.
Berangkat Ke Medan Pertempuran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar