Jumat, 16 Desember 2016

Kisah teladan kopral Bagyo hingga dicintai tukang becak

Merdeka.com - Anggota Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV Surakarta, Kopral Kepala Subagyo Lelono telah memasuki masa pensiun, Rabu (14/12) kemarin. Dia telah mengabdi selama 20 tahun lebih sebagai anggota Polisi Militer, dengan pangkat terakhir Kopral.

Dapatkan diskon Rp 300,000 untuk tiket libur Natal & Tahun baru-muKini, pria kelahiran Banyuwangi 14 Desember 1963 itu sudah mengakhiri tugasnya sebagai prajurit TNI.

"Hari ini saya pensiun dari TNI, tapi semangat saya sebagai prajurit tidak akan berkurang. Saya tetap akan mengabdi untuk kebaikan bangsa dan negara," ucap Kopral Bagyo, panggilan akrab bapak dua anak ini.

Dengan mengenakan pakaian beladiri berwarna loreng yang dihiasi sabuk dan ikat kepala Bagyo berpamitan ke beberapa atasanya di Markas Denpom, Solo. Tak hanya berpamitan kepada rekan-rekannya saja, dia juga pamit kepada sejumlah tukang becak ikut.

Dia pun berpamitan ala militer dengan memberikan hormat dan kata pamitan. Para abang becak pun menjawab tak kalah tegas. "Hormat kembali, selamat pulang Bagyo," ucap para abang becak.

Kok bisa Kopral Bagyo sangat dicintai para tukang becak?

Di hari ulang tahun (HUT) TNI ke 70, pria kelahiran Banyuwangi 14 Desember 1963 tersebut bagi-bagi angpau untuk 20 sopir becak, di depan Markas Detasemen Polisi Militer IV/4 Solo. Dengan mengajak sejumlah anggota Polri dan rekannya di Denpom Solo, dia memberhentikan puluhan sopir becak yang sedang melintas di depan markas.

Seperti layaknya razia, para pengayuh becak diminta berhenti dan membuka dompet. Dengan cara digendong oleh anggota Denpom dan polisi, mereka melakukan sidang di tempat. Bukanlah surat-surat yang diperiksa. Namun uang yang ada di dalamnya. Jika para abang becak tak mempunyai uang maka mereka akan diberikan sanksi.

"Ada 2 sanksi, yang pertama kita kasih uang masing-masing Rp 20 ribu. Sanksi kedua adalah mereka kita berikan makan dan angkringan gratis," ujar Bagyo.

Di HUT TNI ke 70 ini Bagyo yang akan memasuki masa pensiun 2 bulan lagi tersebut berharap agar TNI bisa lebih maju dalam mengemban tugasnya. TNI bersama Polri, lanjut dia bisa selalu hidup rukun dan berdampingan menjaga NKRI.

"Setelah saya pensiun, saya mendapat tugas dari Pangdam Diponegoro menjadi Duta Narkoba. Kita akan bersama-sama memberantas peredaran narkoba dari negeri ini," tandas pria berkumis tebal dengan segudang prestasi itu.

Perasaan bahagia dan bangga juga dialami para pengayuh becak. Sukidi (69) warga Wonogiri yang tinggal di Limolasan Solo mengaku senang bisa merayakan HUT TNI. Sebagai wong cilik, ia merasa dihargai dan dihormati.

"Saya tadi kaget, kok ada razia, eh tak tahunya malah dapat rezeki. Saya digendong, terus dikasih uang Rp 20 ribu dan dapat makan gratis. Alhamdulillah," katanya.

Sukidi mengaku mengayuh becak sejak tahun 1967. Dalam sehari dia mengaku mendapatkan uang. Sekitar Rp 80 ribu. "Tadi masih sepi penumpang, kok malah dikasih uang sama makan," ungkapnya senang.

Pada 22 Juni 2015 lalu tepatnya di Bulan Ramadan, Subagyo membagikan 400 takjil kepada warga Solo. Dengan kostum tokoh wayang Gatotkacanya, dia membagikan takjil diawali dari Mako Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Surakarta, Jalan Arifin, Solo menyusuri depan balai kota hingga ujung selatan Jalan Jenderal Sudirman, atau Bundaran Gladag.

Ratusan takjil yang berisi kolak ketela, pisang dan kolang-kaling tersebut ludes dalam waktu kurang dari 30 menit. Dia menggunakan 3 becak untuk mengangkut puluhan kardus takjil.

Tak sendirian, dia ditemani sejumlah anggota Denpom IV/4 dan beberapa koleganya. Dua buah poster di bawa dalam acara tersebut bertuliskan 'Dirgahayu POMAD ke 69, terima kasih TNI kami hampir sampai finish', serta poster lainnya berbunyi 'Love Angeline, anak adalah titipan Tuhan, jangan dititip-titipkan. Jangan tergiur harta tega membunuh anak tak berdosa'.

Selamat dan sukses Kopral Bagyo.

[tyo]

Rekomendasi Pilihan

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search